Kamis, November 05, 2009

10. Melayani dengan Syukur Berdasarkan Talenta yang Diterima

Selasa, 3 Nopember 2009
Bacaan : Rom 12, 5-16
Menyimak judul sederhana di atas, kita mungkin akan mengatakan, "Ah itu cuma slogan doang! Mana masih ada yang mau melayani dengan penuh syukur di jaman sekarang? Apalagi ketika persoalan nafkah dan pendapatan menjadi keharusan yang tak ditawar-menawar."
Mungkin saja orang anggap slogan, namun pengalaman perjumpaan saya sebagai pastor dengan banyak orang yang profesional di bidangnya mengatakan kepada saya bahwa ungkapan judul di atas tak sekedar slogan. Masih ada banyak orang yang melayani dengan penuh syukur berdasarkan talenta yang mereka terima. Bahkan ada di antara mereka yang tak mengutamakan penghasilan ketika mereka berjumpaan dengan kenyataan penderitaan dan kesusahan sama saudaranya.
Santu Paulus dalam suratnya kepada orang di Roma hari ini mengundang mereka dengan kata-kata berikut ini."Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita."
Melakukan atau melayani dengan syukur adalah aksi yang bersifat profesional. Orang melakukannya dengan ketrampilan dan keahlian tertentu. Dengan itu sudah pasti dia akan mendapatkan upah atas pelayanan dan pekerjaannya. Seperti Paulus sendiri dalam hidupnya, bahkan menunjukkan bahwa ia bekerja dan karena itu ia memperoleh penghasilan untuk membiayai karya kerasulannya. Jadi ajakan Paulus ini hemat saya bukanlah indikasi bahwa bahwa orang yang melakukannya adalah orang yang bekerja tanpa pembayaran, tetapi orang yang melakukan pekerjaan dan pelayannannya dengan gembira, karena ia melihat bahwa tugasnya tidak lain adalah usaha untuk berpartisipasi dengan karya Allah.
Yang pasti diperoleh ketika kita melakukan pekerjaan dengan motivasi ini tak lain adalah kegembiraan karna kita mengambil bahagian dalam karya Allah. Inilah yang memberi warna baru dalam pelayanan kita. Itulah yang membuat kita lebih bersemangat.
Tuhan, kiranya kami juga melayani dengan gembira sebagai upaya nyata untuk mengatakan kepada dunia bahwa Engkau bekerja bersama kami untuk membangun dunia ini menjadi rumah kediaman yang layak bagi anak-anakMu. Amin
Copyright© 03 November 2009, by Anselm Meo, SVD

Tidak ada komentar: