Kamis, November 05, 2009

06. Mendambakan Kebahagiaan Sejati Saudara-Saudaranya

Jumat, 30 Oktober 2009
Bacaan : Rom 9, 1 - 5
Siapapun dari kita, jika telah memiliki keterikatan hati dengan keluarga atau saudara-saudara akan selalu menghendaki dan mengusahakan kebaikan mereka. Kita akan membantu mereka dengan segala cara agar mereka berada di jalan yang benar dalam berbagai bidang. Dan ketika menyentuh soal keselamatan jiwa, tentu ada rasa iba dan belaskasihan ketika berhadapan dengan kenyataan bahwa saudara-saudara kita tak memilikinya.
Paulus dalam suratnya kepada orang Roma hari ini bahkan memilih agar dirinya menjadi terkutuk dan terpisah dari Kristus karena dambaannya yang sangat besar agar bangsa Israel yang adalah saudara-saudaranya itu menerima Kristus dan karenanya mendapatkan keselamatan. Paulus menulis,"... aku sangat berduka cita dan sangat bersedih hati. Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab mereka adalah orang Israel ..."
Paulus mendambakan agar saudara-saudaranya selamat dan bahagia, juga secara rohani. Dan itu menurut Paulus hanya akan terjadi kalau mereka menerima dan percaya kepada Yesus Kristus yang adalah saudara mereka sebangsa. Bagi kita dambaan Paulus ini bisa dilihat sebagai satu contoh nyata betapa cinta Allah mendorong seseorang untuk mengusahakan kebaikan bagi sesamanya, menggerakan orang untuk menyelamatkan mereka.
Dan apa yang menjadi dambaan Paulus ini ternyata bukannya membuat dia terkutuk ataupun terpisah dari Kristus, tetapi justru menjadikan ia semakin tak terpisahkan dari Kristus, Tuhan yang diabdinya. Justru dambaan dan usaha Paulus ini menjadikan dia lebih serupa dengan Kristus, karena Kristus sendiri demi menyelamatkan manusia rela mengalami bagaimana Dia 'ditinggalkan oleh BapaNya' demi menebus manusia, saudara-saudarinya yang berdosa.
Sebuah ajakan buat kita semua. Kekristenan kita adalah suatu undangan kepada keselamatan yang dihadiahkan Allah secara cuma-cuma kepada kita. Memang memilih tak mau repot dengan keselamatan yang lain rasanya jauh lebih nyaman, ketimbang mesti berkecimpung langsung dalam usaha mendekatkan mereka dengan Tuhan. Tapi apalah artinya menjadi Kristen tanpa memahami bahwa setiap kita memiliki misi untuk kita jalankan? Setiap kita menyandang misi dari Kristus, kita adalah rasul, orang utusan. Mungkin secara luar biasa mengalami sentuhan Tuhan seperti Paulus, mungkin pula biasa-biasa saja. Tapi karena misi itu, kita mesti mendambakan dan mengusahakan sedapat mungkin kebahagiaan sejati sesama kita, keselamatan jiwa kita semua.
Tuhan, kami semua menerima misi dan perutusan dariMu sendiri untuk mengusahakan keselamatan jiwa bukan hanya jiwa kami sendiri tetapi kebahagiaan sejati dan keselamatan jiwa semua yang kami kasihi. Kami mendoakannya dan kami mau mengulangi komitmen kami untuk mengusahakannya secara bersama-sama. Amin.
Copyright© 29 Oktober 2009, by Anselm Meo, SVD

Tidak ada komentar: