Jumat, September 18, 2009

285. Sabda yang Memurnikan sebagai Sahabat

Sabtu, 19 September 2009
Peringatan St. Yanuarius

Bacaan : Luk 8, 4-15

Berhadapan dengan penggalan Injil hari ini, permenungan saya sampai juga kepada kekaguman akan kekayaan tradisi lisan dalam budaya-budaya dari mana kita berada. Saya mengagumi bagaimana orang bisa melanjutkan apa yang disampaikan dan kemudian memeliharanya dengan setia pula turun temurun. Tapi pertanyaan penting di sini ialah, bagaimana mereka sanggup melanjutkan pesan lisan yang di sampaikan kepada keturunan mereka? Bagaimana para pelaku tradisi itu bisa menjadikan pesan-pesan itu sebagai sesuatu yang mengikat semua pewaris sehingga semuanya merasa satu dan bangga karenanya?
Pertanyaan ini rupanya dijawab langsung oleh Yesus dalam Injil hari ini. Perumpamaan Yesus tentang penabur sesungguhnya secara sangat eksplisit berbicara tentang sikap kita terhadap Sabda Allah. Di manapun tempat sabda itu ditaburkan, sebenarnya menentukan juga hasilnya. Tetapi sekali lagi bergantung dari sikap dan disposisi tempat dan orang yang menerima Sabda itu. Itulah sebabnya, di akhir Injil kita dengar juga kata Yesus yang menjadi kunci pemahaman atas pewartaan Sabda hari ini, "Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Hemat saya inilah kunci untuk memahami inti bacaan hari ini. Kenapa kunci? Karena yang menentukan ialah cara mendengar yang baik terhadap sabda itulah yang akan menghasilkan buah. Cara mendengarkan ini rupanya juga yang menentukan juga mengapa tradisi lisan yang kita sebut di atas bisa langgeng hingga saat ini. Cara mendengar, cara menyimpan dan mengolah yang hasilnya dikeluarkan dalam perbendaharaan budaya inilah yang membentuk suatu masyarakat, yang membuat masyarakat itu menjadi orang-orang yang bersahabat dan berbudaya.

Kita mesti memperhatikan cara kita mendengarkan, cara kita menyimpan dan mengolah kekayaan yang kita terima, entah itu dalam bentuk tradisi tetapi terutama dalam bentuk sabda Tuhan yang kita renungkan. Kiranya Sabda Tuhan yang kita terima dan kita renungkan memurnikan kita semua. Amin.

Copyright © 18 September 2009, by Anselm Meo SVD

Tidak ada komentar: