Minggu, September 13, 2009

280. Mampukanlah Kami Tuhan untuk Menanggung Salib Kami

Senin, 14 September 2009
Pesta Salib Suci

Bacaan : Yoh 3, 13-17

Pesta Salib Suci yang kita rayakan hari ini sesungguhnya meminta kita kembali ke peristiwa di tahun 335, saat Kaisar Kristen pertama, Konstantinus bersama ibunya Helena meresmikan pendirian Basilika yang terletak di Gunung Golgota dan Kubur Suci, yang diperkirakan merupakan tempat di mana Tuhan Yesus disalibkan dan dikuburkan.

Kita bertanya hari ini, "Mengapa sebagai orang Kristen kita mengagungkan Salib Tuhan kita Yesus Kristus?" Atau pertanyaan yang jauh lebih tepat, "Mengapa Allah yang kita sembah memilih Salib sebagai tanda yang menyelamatkan, menjadi tempat di mana Yesus mengakhiri hidupNya demi menyelamatkan manusia?"

Pertanyaan ini adalah sebuah pertanyaan yang penting, yang akan juga memberikan kepada kita gambaran mengapa Allah memilih turun ke dunia dalam diri Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Mengapa? Karena itulah yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini, "Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal."

Sabda Yesus yang kita dengar hari ini sesungguhnya kunci untuk memahami bahwa demi menyelamatkan manusia, Dia sendiri harus ditinggikan di kayu Salib, sehingga siapapun yang mengagungkan Tuhan yang tersalib dan menyembahNya diselamatkan. Tetapi pengajaran Yesus ini adalah sebuah skandal bagi para pendengarNya yang beragama Yahudi. Karena apa yang menurut Yahudi adalah kehinaan dan kutukan, oleh Yesus dijadikan sebagai tanda yang mendatangkan berkat dari Allah.

Pesta Salib Suci dan Sabda Tuhan hari ini sebenarnya menantang kita apakah sebagai orang Kristen yang mengakui dan mengimani Kristus yang tersalib akan mampu untuk selalu melihat aspek-aspek positif dari setiap peristiwa dan kejadian yang nampaknya sangat tragis, negatip dan ketiadaan nilai? Yesus melalui jalan Salib, disalibkan dan mati di kayu Salib. Sebuah jalan yang mesti Dia jalani dengan keberanian dan tanggung jawab demi menjawabi Kehendak BapaNya. Keberanian dan tanggung jawab ini bukan tanpa hasil. Karena Allah membangkitkan Dia.

Tuhan Yesus Kristus, memandang Engkau yang tersalib menjadikan hati kami teguh menghadapi berbagai peristiwa yang menantang dalam kehidupan kami. Kiranya kami percaya dengan segenap hati kami bahwa lewat Saliblah Engkau menyelamatkan kami. Kuatkanlah kami Tuhan untuk menanggung salib kehidupan kami dengan sukacita. Amin.

Copyright © 13 September 2009, by Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: