Jumat, Desember 12, 2008

51. Misi dan Konsekuensi Hidup Orang Kristiani

Sabtu, 13 Desember 2008

Bacaan : Mateus 17,10-13

“Memang Elia akan datang dan akan memulihkan segala sesuatu”. Itulah kata-kata Yesus menjawab pertanyaan para muridnya mengenai kedatangan Elia sebelum Almasih tiba. Yesus tegaskan itu sambil secara tidak langsung menunjuk pada Yohanes Pemandi. Yesus juga kelihatannya tidak terang-terangan menunjuk pada Yohanes sebab ia hanya menyatakan bahwa “Elia sudah datang tapi orang tidak mengenal dia”. Dengan itu para murid langsung menghubungkannya dengan Yohanes Pemandi yang membaptis orang demi pertobatan dari dosa-dosa dan karena kata-katanya yang keras terhadap Herodes dan Herodias akhirnya ia dipancung kepalanya.

Yesus mengakui tugas perutusan Yohanes Pemandi yang menurut keyakinan Yesus sendiri adalah Elia yang dinantikan oleh orang Yahudi. Yesus mengenal tugas dan misi Yohanes Pemandi, saudaranya itu, sebagai pemenuhan ramalam para nabi yaitu memulihkan segala sesuatu sebelum kedatangan Almasih. Kata-kata pewartaan Yohanes di tepi sungai Yordan jelas menunjukkan itu: “hasilkan buah buah yang sesuai dengan pertobatan” dan lagi “membagi kepada orang lain apa yang kau punyai, tidak menagih lebih banyak dari yang telah ditentukan, tidak merampas dan memeras, mencukupkan diri dengan gaji”. Warta dan misi Yohanes Pemandi memang seperti dimengerti oleh Yesus: memulihkan segala sesuatu lewat proses pertobatan agar orang dapat hidup benar, tulus dan penuh cinta kasih persaudaraan. Dengan kata lain hidup sesuai dengan jati diri sebagaimana dikehendaki oleh Pencipta.

Menjadi jelas bagi kita orang Kristen bahwa tugas perutusan kita di tengah dunia ini adalah memulihkan kembali situasi yang rusak entah karena akibat perbuatan kita ataupun perbuatan orang lain. Tugas memulihkan keadaan ini adalah kata lain dari pertobatan. Kita merobah diri kita dari hari ke hari untuk mencapai keadaan yang dikehendaki oleh Pencipta, Allah kita. Usaha ini tidak selalu berjalan mulus dan diterima banyak orang di sekitar. Kemungkinan untuk ditolak, dilawan malah dikucilkan akan ada. Kejahatan selalu menentang orang yang melakukan kebaikan. Ini tidak boleh menyusutkan semangat orang Kristen untuk tampil sebagai pembaharu dalam hidup baik pribadi maupun masyarakat, apapun akibatnya.

Tuhan, berikanlah aku keberanian untuk merobah diriku dan kemudian bersama orang lain merobah dunia ini sesuai dengan kehendakMu. Amin

Copyright © 12 Desember 2008 by Paul Tolo SVD

Tidak ada komentar: