Senin, Desember 01, 2008

39. Kerendahan Hati dan Iman Seorang Kepala Pasukan

Senin, 1 Desember 2008

Bacaan : Mat 8: 5-11

Kita sudah berada dalam masa Adventus, suatu kesempatan yang disediakan sekali lagi buat kita untuk menyambut Kristus secara lebih layak. Lebih dari itu, masa ini boleh dilihat juga sebagai kesempatan untuk melihat kebutuhan kita, baik secara rohani maupun secara jasmani, lalu menyatakannya kepada Tuhan.

Dan inilah yang menarik dari bacaan Injil Mateus hari ini, yang mengisahkan kepada kita tentang bagaimana seharusnya menyambut Kristus yang mendatangi kita dalam lukisan tentang kepala pasukan yang pergi memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Ia mengenal kebutuhan hambanya dan tentu juga kebutuhannya. Sesungguhnya dia bisa mengirimkan seorang lain untuk menyampaikan kebutuhannya kepada Yesus, tetapi ia justru melakukkannya sendiri. Dan dikisahkan bahwa ketika Yesus hendak datang, dia sendiri yang menemui Yesus untuk mengatakan, bahwa ia memang tak layak Tuhan datang untuk menyatakan kemuliaan Allah. Ia meminta Tuhan, untuk mengucapkan sepatah kata saja, maka hambanya akan sembuh.

Kisah yang melukiskan kerendahan hati dan iman dari seseorang yang memiliki kuasa dan kedudukan penting tetapi tetap tahu diri ketika berhadapan dengan Tuhan. Ia seorang yang peduli pada nasib hambanya sendiri, seorang yang tentu juga mencintai hambanya.

Namun berhadapan dengan pernyataan diri Tuhan, ia memilih percaya pada kekuatan sabda Tuhan. Ia tak demonstratif untuk mencari pengakuan orang terhadapnya karena mengundang Yesus, ia memilih agar Tuhan menyembuhkan hambanya secara diam-diam. Dan ternyata itulah sebuah tanda iman yang luar biasa.

Tuhan, kami juga sering memaksa Engkau untuk melakukan mukjizat dengan motivasi supaya kami dikagumi, dan bukan demi kemuliaan namaMu. Kiranya iman kepala pasukan mengajarkan kami sekali lagi tentang kerendahan hati. Amin.

Copyright © 30 Nopember 2008, by Anselm Meo SVD

Tidak ada komentar: