Senin, Oktober 27, 2008

05. Mencintai dan Mendoakan Gereja

Selasa, 28 Oktober 2008
Pesta St. Simon dan St.Judas Thaddeus, Rasul
Bacaan : Ef 2,19-22 dan Lk 6, 12 - 16
Terkadang rasa sedih mendatangiku, tatkala membaca dan mendengar berbagai berita yang selalu ‘menyudutkan’ Gereja, terutama ketika saya berada di Eropah. Sebuah pertanyaan yang sering hinggap di benakku ialah bagaimana mungkin begitu banyak jejak yang Gereja tinggalkan di sini malah membuat orang membenci mereka. Apa mau dikata. Zaman berubah, orang-orang turut berubah di dalamnya. Dan pandangan tentang (Ibunda) Gereja juga berubah.
Hari ini Gereja merayakan pesta dua rasul secara bersama, Santu Simon dari Kanaan dan St. Yudas Thadeus. Untuk saya, ini pesta khusus, karena Santo Yudas Thadeus memang saya pilih sebagai pelindung bagi sebuah komunitas pelajar yang berupaya meneruskan pendidikannya dengan bantuan kemurahan saudara-saudarinya.
Tapi, ada sesuatu yang sangat mendasar yang tengah kita rayakan oleh pesta kedua orang kudus ini, yakni cara berada kita sebagai Gereja, yang dibangun di atas dasar iman para Rasul. Ada dua dimensi yang melekat erat dengan cara berada sebagai gereja, yakni Tubuh Kristus dan Bait Allah Roh Kudus, sebagaimana diwartakan oleh bacaan hari ini. Paulus bilang, “kamu bukan orang asing dan pendatang melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus sebagai batu penjuru” (Ef 2, 19-20).
Gereja yang dimaksudkan Kristus itu memiliki aspek yang bisa disentuh, dilihat, yang adalah kita semua dengan kekuatan dan kelemahan kita, yang bersama para gembala menjadi tanda hidup kelangsungan Gereja di dunia. Dan dengan Kristus, tanda yang kelihatan itu akan terbangun dengan baik. Tetapi bagaimana ia bisa membangun dengan baik, kalau kita sebagai anggota Tubuh itu tak memiliki cinta kepada diri sendiri.
Pesta kedua orang kudus Santu Simon dan Yudas Thadeus mengajak kita untuk membuat komitmen baru sekali lagi: Mencintai Gereja dan Mendoakannya tanpa henti. Melakukan hal itu sama artinya dengan merawat diri kita sendiri, karena kitalah Tubuh Mistik Kristus yang terbangun di atas dasar para rasul untuk bertahan di tengah badai dunia ini.
Tuhan, sebagaimana kami setiap hari merawat diri kami,
kiranya kami tetap mencintai Gereja, diri rohani kami
yang terbangun atas dasar iman para rasulMu.
Santu Simon dan Yudas Thaddeus, doakanlah kami. Amin.
Copyright © 27 Oktober 2008, by Anselm Meo, SVD

Tidak ada komentar: