Kamis, Februari 05, 2009

107. Saat Istirahat yang Memberi Inspirasi Bagi Karya

Sabtu, 07 Pebruari 2009

Bacaan : Mk 6, 30-34

Merenungkan peristiwa dalam Injil hari ini, kita bisa merasakan sebuah kebutuhan yang sangat manusiawi yang diperlukan para murid setelah pulang dari tugas perutusan mereka. Yesus berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Yesus mengenal kebutuhan mereka akan istirahat setelah pekerjaan yang melelahkan. Dan Markus melukiskan bahwa saking sibuknya, makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.

Bila mencoba merenungkan lebih jauh, rupanya saat-saat istirahat seperti itu adalah saat yang vital dalam membangun hubungan pribadi di antara mereka, dan di antara mereka dengan Yesus. Karenanya, saat mengambil jarak dari pekerjaan dan pewartaan menjadi juga kesempatan pertemuan di antara mereka, kesempatan saling meneguhkan dan tentu juga kesempatan evaluasi terhadap berbagai karya yang telah mereka lakukan.

Bukan hanya itu. Saat istirahat bersama Yesus ternyata juga menjadi saat mereka saling memaafkan, saling menguatkan dan tentu juga saat mereka merayakan hidup dan pelayanan mereka. Karena itu "saat istirahat" mereka bersama Yesus adalah kesempatan yang sangat inspiratif, memberi orientasi baru bagi karya mereka. Itulah sebabnya, di akhir Injil hari ini Yesus tergerak hatinya oleh belaskasihan kepada banyak orang dan kembali mengajarkan banyak hal kepada mereka.

Kembali ke situasi kita dewasa ini, kita juga memerlukan saat di mana kita mesti berhenti sejenak, saat beristirahat setelah pekerjaan yang melelahkan. Ajakan Yesus kepada para muridNya dalam bacaan hari ini adalah juga ajakan buat kita untuk menjadikan saat istirahat kita sebagai kesempatan berguru kepada Yesus, kesempatan membina hubungan akrab dengan Dia melalui doa, liturgi, tetapi juga saat untuk membuat evaluasi dan koreksi persaudaraan. Sehingga usai istirahat, cara kerja dan mentalitas karya kita bisa menyerupai mentalitas Yesus dan metodeNya yang hatiNya selalu dipenuhi belaskasihan kepada siapapun yang dijumpaiNya.

Bila itulah yang kita usahakan, maka istirahat dari kerja kita sesungguhnya adalah saat-saat inpiratif dalam hidup kita.

Tuhan, kiranya Engkau tetap berada bersama kami ketika kami mengaso dari pekerjaan kami. Semoga kami memiliki hati seperti hatiMu yang selalu berbelaskasihan terhadap orang yang kami jumpai dalam pelayanan kami. Amin.

Copyright © 06 Pebruari 2009 by Anselm Meo SVD

Tidak ada komentar: