Selasa, Februari 03, 2009

104. Kekecewaan seorang pewarta Sabda

Rabu, 04 Pebruari 2009

Bacaan: Mk 6, 1 - 6

Kisah karya Yesus yang disampaikan oleh penginjil Markus hari ini memang menyedihkan. Seorang pewarta yang sudah harum namanya di berbagai tempat, malah ditanggapi dengan sikap menganggap remeh oleh orang-orang seasal. Yesus tidak jengkel atau marah. Markus mencatat perasaan Yesus atas sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang sekampungnya: "Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka". Apakah ungkapan yang dipakai oleh Markus untuk menghaluskan apa yang sebenarnya terjadi dalam hati Yesus?

Pengalaman Yesus merupakan sesuatu yang amat umum ditemukan oleh para pewarta Sabda kapan dan dimanapun. Kalau kita melihat seluruh perjalanan hidup Yesus, akan nampak bahwa reaksi Yesus atas sikap para anggota keluarga dan kampung halamannya manjadi gambaran umum penolakan manusia atas pewartaan Yesus. Di dalam kasus orang sekampung dan anggota keluarga ini, mereka menyatukan antara isi pewartaan dan pribadi Yesus sendiri. Karena Yesus berasal dari keluarga yang biasa-biasa maka pewartaanya pun ditolak juga.

Seorang pewarta yang sejati memang menunjukkan kesatuan antara apa yang diwartakan dan pribadi orang tersebut. Dengan demikian kemungkinan akan ditolak besar sekali. Bukan hanya penolakan atas isi pewartaan tapi juga pribadi orang tersebut. Reaksi yang mesti dimiliki oleh seorang pewarta sejati adalah reaksi yang Yesus tampilkan: tidak marah, tidak mengutuk.

Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku seperti hatimu terutama ketika aku mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas pewartaan yang engkau percayakan kepadaku. Amin

Copyright © 3 Februari 2009 by Paulus Tolo SVD

Tidak ada komentar: