Kamis, Januari 15, 2009

85. Hati yang MendengarNya Dipenuhi Harapan

Jumat, 16 Januari 2009

Bacaan : Mk 2, 1-12

Injil Markus hari ini memulai kisahnya demikian, "Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang."

Bisa kita bayangkan, semangat yang menggebu-gebu yang memenuhi hati orang-orang yang mendengarkan Dia ke manapun Dia pergi. Hati mereka semakin dipenuhi harapan yang kuat dan mereka pun merindukan keadaan yang lebih baik dalam kontak mereka dengan Yesus. Orang sakit inginkan kesehatan dan kesembuhan, yang lapar ingin dikenyangkan, yang didiami roh jahat, ingin dibebaskan. Satu eforia yang kuat sedang menghinggapi semua orang oleh karena kehadiran Yesus.

Dan Yesus menggunakan kesempatan itu untuk terus fokus pada tugas perutusannya yakni menyampaikan Sabda Tuhan kepada siapapun yang ingin mendengarkan Dia.

Kembali kepada harapan yang memenuhi hati orang banyak, kita temui juga si lumpuh yang berharap akan kesembuhannya dan harapan teman-temannya akan kesembuhannya. Harapan itu begitu kuatnya, sehingga pintu yang tertutuppun tak jadi masalah buat mereka. Mereka menurunkan dia lewat atap. Dan melihat betapa besar iman mereka, Yesus mengampuni dosa orang itu dan menyembuhkan si lumpuh. Yesus tak hanya memenuhi kebutuhan jasmani seperti halnya pemenuhan rasa lapar dan penyembuhan dari sakit, tetapi juga menganugerahkan mereka pengampunan dan sapaan penuh cinta.

Sebuah ajakan untuk kita dalam hubungan dengan tugas pewartaan setiap kita untuk melanjutkan khabar gembira. Ajakan untuk secara seimbang memperhatikan baik kebutuhan fisik dan rohani maupun untuk tak mengabaikan sapaan yang menyejukkan hati dan pengampunan kepada mereka yang membutuhkannya. Dan lebih dari itu, seperti Yesus, hendaknya segala prosedur bukan lagi yang terpenting dalam pelayanan tetapi menyelamatkan manusialah yang menjadi kunci dalam pelayanan itu.

Tuhan, tatkala semua pendengar dan pengikutMu antusias mendengarkanMU, hati kamipun dipenuhi kekaguman sambil berdoa, semoga antusiasme iman yang sama menjadi milik kami juga. Amin.

Copyright © 15 Januari 2009 by Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: