Jumat, Desember 19, 2008

59. Kristus Yang Tidak Kita Kenal

Minggu, 21 Desember 2008
Bacaan : Yes 61:1-2.10-11; 1Tes 5:16-24; Yoh 1:6-8.19-28

Adven adalah suatu masa kita mempersiapkan diri bagi kedatangan Tuhan. Tetapi, misalkan ada orang menyampaikan kepada kita bahwa Kristus yang sedang kita nantikan kedatangan-Nya, sudah ada di tengah-tengah kita sebagai salah seorang dari antara kita. Maka pertanyaannya adalah: "Apa yang dapat kita lakukan untuk mengenali bahwa ini sungguh-sungguh Kristus dan dan bukannya salah seorang dari antara kita?"

Ada suatu biara tua tengah mengalami krisis yang luar biasa. Beberapa rahib/biarawan meninggalkan biara, tidak ada calon-calon baru, dan umat tidak lagi datang untuk berdoa dan berkonsultasi sebagaimana mereka biasa lakukan. Beberapa rahib yang tinggal kian menjadi tua dan tertekan serta relasi di antara mereka begitu dingin dan tidak menyenangkan. Pemimpin biara mendengar tentang seorang pertama yang hidup sendirian di tengah hutan belantara dan ia memutuskan untuk berkonsultasi dengannya. Pemimpin biara menyampaikan kepada sang pertapa perihal keadaan biara mereka yang keanggotaan terus berkurang dan merosot pula semangat persaudaraan di antara mereka. Setelah mendengarkannya, Sang pertapa berkata, "aku punya satu rahasia untukmu. Salah satu dari para rahib yang sekarang hidup di biara itu sesungguhnya adalah Mesias, Kristus, tetapi ia sedang menjalalani suatu kehidupan yang membuat tak seorang pun di antara kalian mengenalinya."

Pemimpin biara kembali ke biaranya, lalu membuat undangan untuk pertemuan komunitas dan mengidentifikasi para anggotanya berdasarkan petunjuk yang disampaikan oleh pertapa itu. Ia memperhatikan setiap anggotanya dan terus berusaha untuk membuat pembedaan, siapakah di antara mereka yang barangkali Kristus. Mungkin Bruder Markus, katanya. Soalnya ia selalu berdoa dan terus berdoa sepanjang waktu. Cuma saudaraku yang satu ini juga memiliki sikap yang kurang baik terhadap saudaranya yang lain. Atau mungkin Bruder Yosef yang selalu siap untuk membantu? Tapi, Bruder Yosef juga selalu makan dan minum dan tidak tahu berpuasa. Lalu pemimpin biara mengingatkan para anggota biaranya bahwa Mesias telah mengadopsi beberapa kebiasaan yang kurang menyenangkan sebagaimana terjadi sekarang di sini sebagai suatu cara menyamarkan identitas real dirinya. Hingga kini ada kemajuan untuk mengenali siapa Kristus di antara mereka. Menjelang akhir pertemuan setiap anggota biara terbangun dari kesadaran dan setiap anggota mengatakan kepada saudaranya yang lain bahwa barangkali anda adalah Kristus itu, dan bukan aku.

Sejak hari itu, para rahib mulai saling memperlakukan dengan hormat yang besar dan dalam kerendahan hati, karena memahami bahwa pribadi yang itu, barangkali Kristus yang sesungguhnya. Mereka mulai menunjukkan cinta yang besar di antara satu terhadap yang lain, kehidupan bersama dihidupi dalam iklim persaudaraan dan kehidupan doa bersama menjadi lebih sungguh-sungguh. Perlahan-lahan umat mulai memperhatikan adanya semangat baru di biara tua itu. Serentak dengan itu, mereka pun mulai berdatangan untuk retret dan mengadakan latihan rohani. Ada perkembangan dalam keanggotaan karena kesaksian hidup para rahib tua. Mereka terus bertumbuh dengan penuh entusias dan dalam kekudusan. Semua perkembangan ini justru berkat seorang hamba Allah yang mengarahkan perhatian mereka kepada kebenaran bahwa Kristus tengah hidup di antara salah seorang dari mereka.

Dalam Injil hari ini, Santo Yohanes Pembaptis berusaha memaklumkan pesan yang sama kuatnya kepada orang-orang Yahudi pada zamannya yang lagi cemas-cemas menantikan kedatangan Mesias. Ia mengatakan kepada mereka: "Aku membaptis dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak" (Yoh 1:26-27).

Alasan orang-orang Yahudi pada zaman Yesus tidak mengenali Yesus sebagai Mesias justru karena mereka telah memiliki gambaran yang definitip tentang siapakah Mesias yang akan datang. Mesias itu tiba-tiba akan turun dari Surga dengan kekuatan ilahinya dan dalam keagungannya dan akan memerintah kerajaannya dengan menghancurkan para musuh Israel. "Tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang tidak ada seorang pun tahu dari mana asal-Nya" (Yoh 7: 27). Maka ketika akhirnya Yesus lahir dari seorang wanita yang tampak kepada mereka tidak bedanya dengan wanita-wanita lain, mereka tidak mengenal-Nya. Yesus terlalu biasa, sederhana, juga begitu tidak menyenangkan.

Setelah dua ribu tahun lebih kelahiran Yesus, apakah kita yang hidup di zaman ini memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengenal Kristus di dalam pribadi-pribadi sederhana dan biasa seperti laki-laki dan perempuan-perempuan dan anak-anak di tengah kehidupan bersama kita dengan segala sikap, kebiasaan-kebiasaan dan penampilan yang tidak menyenangkan?

Copyright © 22 November 2008 by Paskalis Berkmans, SVD.

Tidak ada komentar: