Minggu, Desember 21, 2008

60. Mensyukuri Sejarah Hidup

Senin, 22 Desembre 2008

Bacaan : Lukas 1, 46-55

Perikop injil hari ini sudah amat terkenal dengan nama “Magnificat Maria” atau “lagu pujian Maria”. Maria mengucapkan lagu pujian ini sebagai tanggapan atas pujian Elisabeth ketika keduanya bertemu di rumah Elisabeth. Elisabeth memuji Maria karena ia telah percaya kepada Sabda Tuhan. Sebagai balasannya Maria mengucapkan lagu pujian atas karya Allah dalam dirinya. Menarik sekali bahwa lagu pujian Maria itu berisikan sejarah bangsa Israel. Dengan itu Maria melihat dirinya sebagai bagian utuh dari bangsanya. Ia bukanlah bagian terpisah, yang berdiri sendiri. Apa yang terjadi atas bangsanya mempunyai pengaruh besar atas dirinya. Dan apa yang terjadi atas dirinya meneguhkan apa yang telah terjadi dalam bangsanya. Dengan demikian terlihatlah hubungan timbal balik yang begitu erat antara sejarah pribadi Maria dan sejarah bangsa Israel. Riwayat hidup (sejarah) masing-masing orang menjadi riwayat hidup (sejarah bangsa) dan sebaliknya juga. Apa yang terjadi pada diri Maria saat ini mengingatkan kembali akan apa yang terjadi pada masa dahulu kala dan pada masa yang akan datang. Dengan demikian riwayat hidup pribadi Maria menjadi membuktikan bahwa riwayat itu ada dalam penyelenggaraan Ilahi.

Riwayat hidup setiap orang dalam satu kelompok bangsa, umat, turut membentuk riwayat hidup dari kelompok dan umat itu. Itu terjadi kalau orang tetap merasa diri sebagai satu bagian utuh dari kelompok atau umat tersebut. Tanpa kesadaran ini orang akan merasa bahwa dirinya tidak memiliki hubungan timbal balik dengan bangsa, kelompok atau umat dimana dia menjadi bagian utuh. Ini yang orang sebut tercabut dari akar pengalaman, akar sejarah. Bila orang orang tersebut tidak ikut ambil bagian dalam seluruh pengalaman bangsa maka ia menjadi miskin dalam kekayaan pengalaman kelompok bangsa dan umat. Akibat lebih lanjut dia tidak mampu mensyukuri semua pengalaman pahit dan manis dari bangsanya, umatnya. Patut disayangkan kalau hal ini terjadi.

Maria menjadi contoh dalam mensyukuri sejarah hidup pribadi yang terajut sebegitu erat dan rapih dengan sejarah bangsa Israel. Dengan itu keyakinan pribadinya akan Allah yang setia pada janjiNya semakin kuat. Iman Maria adalah hasil dari iman bangsa dan sekaligus iman Mari memperkaya iman bangsanya sendiri. Setiap kita dapat melagukan syair pujian dan syukur serupa seperti Maria dalam setiap penggelan hidup kita entah manis maupun pahit.

Tuhan, Engkau hadir dalam sejarah hidupku dan sejarah hidup umatMu. Sadarkanlah aku selalu akan kehadiranMu ini.

Copyright © 21 Desember 2008 by Paul Tolo SVD

Tidak ada komentar: