Selasa, September 08, 2009

275. Bahagia Bagi yang Sungguh-Sungguh Miskin

Rabu, 09 September 2009

Bacaan : Lk 6, 20-26

Kita berhadapan dengan banyak orang yang memiliki kerinduan besar untuk mendengarkan Sabda Allah yang keluar dari mulut Yesus. Dan Lukas dengan gayanya sendiri melalui Injil hari ini membawa kita kepada pengajaran Yesus ketika berhadapan dengan para muridNya. Yesus berkata, "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. ..."

Apakah yang sebenarnya sedang diindikasikan Yesus ketika menyampaikan sebutan "berbahagialah kamu yang miskin" sebagaimana kita dengar dalam bacaan hari ini? Mungkin benar bahwa banyak pengikut Yesus saat itu didominasi oleh orang-orang dari kelas sosial yang miskin. Tapi gaya hidup mereka mungkin saja tak menampakan kelas sosial dan kenyataan yang mereka hidupi. Banyak juga orang miskin pada masa Yesus yang hidup bak orang kaya. Artinya ada orang miskin yang hidupnya sok kaya. Tetapi Yesus melihat juga bahwa banyak di antara mereka yang sungguh-sungguh miskin. Yang hidup sebagai orang miskin. Dan mereka inilah yang disebutNya "berbahagia dan mereka memiliki Kerajaan Allah!".

Untuk siapakah kata-kata bahagia ini sebenarnya ditujukan? Rupanya Yesus melihat bahwa diantara mereka yang miskin ini memiliki semangat dan roh kemiskinan yang dihidupkan sendiri oleh Yesus saat itu. Mereka ini seperti Yesus menerima kenyataan kehidupannya dan bersama-sama berjuang untuk keluar dari kenyataan kemiskinan dengan mengedepankan aspek persaudaraan, keadilan, solidaritas. Mereka ini tak bicara tentang diskriminasi kelas sosial yang tengah mereka hadapi, tetapi berjuang hidup bersama, berbagi apa yang mereka punyai dengan orang yang berkekurangan.

Persis inilah yang diminta Yesus untuk kita hidupkan dewasa ini. Menjadi orang yang miskin adalah sebuah undangan Tuhan bukan untuk menjadi melarat, bukan untuk hidup sengsara, tetapi untuk menjadi saudara dengan yang berkekurangan, peka dan solider dengan yang berjuang mengatasi kemiskinan material, dan hidup adil kepada semua yang menginginkan kehidupan yang lebih baik. Hanya dengan cara inilah, Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus sungguh menjadi juga profil dunia di mana kita hidup dan berada.

Tuhan Yesus, Engkau menyebut bahagia mereka yang sungguh - sungguh miskin. Ajarilah kami untuk mengamini SabdaMu dengan menghidupkan semangat kemiskinan sejati dalam upaya hidup bersaudara tanpa diskriminasi, solider dan adil dengan semua yang menginginkan kehidupan yang bermartabat. Amin.

Copyright © 8 September 2009, by Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: