Senin, Agustus 17, 2009

257. Bukan Selamanya Kekayaan itu Membantu Kita

Selasa, 18 Agustus 2009

Bacaan : Mt 19, 23-30

Hari ini kita dihadapkan sekali lagi dengan diskusi seputar hal kekayaan dan tantangannya terhadap hidup kemuridan dan Kerajaan Allah. Di satu pihak kita tahu pasti bahwa pandangan umum mengatakan bahwa dengan kekayaan, hidup manusia terasa menjadi lebih mudah, tetapi tantangan Injil hari ini memberikan awasan lain bahwa 'bukan selamanya kekayaan itu selalu membantu kita'.

Dan Yesus menempatkan awasan ini dengan perkataan yang agak keras dan tak biasa kelihatannya, sehingga membuat mereka bertanya tentang siapakah yang bisa diselamatkan kalau kenyataannya begitu. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Pertanyaan para murid memang masuk akal, "Bagaimana mungkin kekayaan yang dengannya membuat hidup mudah, menjadi penghalang untuk memasuki kerajaan Allah? Apanya yang salah dengan kekayaan? Apa salah mereka yang kaya? Apakah tidak baik bila seorang Kristen menjadi orang yang kaya?

Kelihatannya bukan persoalan bahwa kita boleh kaya atau tidak? Tapi yang menjadi soal adalah sikap hati yang diakibatkan oleh kekayaan itu yang dipersoalkan di sini. Rasanya yang mau disampaikan kepada kita di sini bahwa sorang pengikut Kristus hendaknya tidak menjadikan kekayaan sebagai tujuan hidup. Kita tidak dipanggil untuk menjadi kaya secara material, lalu kekurangan aspek penting lainnya yakni hidup spiritual. Jadi singkat kata ada pesan di sini bahwa kekayaan tidak selamanya membantu kita.

Tuhan Yesus, kiranya kami tidak mengarahkan hidup kami kepada pengadaan harta kekayaan duniawi, tetapi mengusahakannya bersama kekayaan rohani. Bantulah kami untuk menjaga keseimbangannya dalam hidup dan pelayanan, apapun bentuk panggilan hidup kami. Amin.

Copyright © 17 Agustus 2009, by Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: