Kamis, Juni 18, 2009

208. Pandanglah Dia Yang Merelakan Hati-Nya Ditembusi

Pesta Hati Terkudus Yesus
Jumad, 19 Juni 2009
Masa Biasa
Hos 11:1-3; 4:8-9; Ef. 3:8-12.14-19; Yoh 19: 31-37 (atau Mt 6: 19-23)
Pada hari ini kita memperingati pesta Hati Terkudus Yesus Kristus, Tuhan kita. Ada satu pertanyaan sederhana serta merta tampak dalam pikiranku. “Apakah aku dan anda, apa kita mengenali hati Yesus? Hati Kudus Yesus, yang rela ditembusi tombak demi kepentingan-kepentingan kita? Dari semua Injil yang mengisahkan tentang kematian Yesus, Injil Yohanes yang menuturkan peristiwa ini secara lebih detail. Dalam Injilnya, ia menulis “tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak…” (Yoh 19:34). Apa yang tertulis di sini, sesungguhnya merupakan pemenuhan akan ramalan Nabi Zakharias: “…mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam, mereka akan meratapi Dia..” (Zakh 12: 10). Hati Yesus ditembusi tombak justru demi keselamatan kita. Yesus rela menempuh jalan Salib dan menyerahkan hidup-Nya sebagai korban penebusan atas dosa-dosa kita. Jika kita memiliki hasrat yang kuat untuk memahami kedalaman dan keagungan cinta Allah bagi masing-masing kita, maka angkatlah matamu dan tataplah pada hati Yesus yang ditembusi bagimu dan bagiku. Inilah alasan mengapa Yesus memilih jalan Salib, untuk menebus kita dari perhambaan dosa dan kematian.
Cinta yang sejati tidak menghitung harga yang harus dibayar, tetapi hanya tahu satu hal yakni memberi segalanya, memberi hingga tuntas kepada yang dicintai. Yesus tidak menangguhkan apa pun bagi diri-Nya. Ia tidak menyembunyikan sesuatu apa pun, Ia memberikan semua yang ada pada-Nya demi anda dan saya. Dan karena itu, Santu Agustinus dari Hippo lalu berusaha merumuskan sikap dan keputusan Yesus ini lewat pernyataan berikut: “Allah mencintai masing-masing kita, seolah-olah hanya ada seorang dari antara kita yang dicintai.” Hanya pada salib Yesus kita memahami cinta Allah yang dipatahkan, diremukkan dan ditembusi tombak demi kepentingan kita. Tetapi Yesus kemudian bangkit dan meraja di sisi kanan Bapa. Ia yang bangkit dengan mulia pun demi kepentingan kita dan menjadi Pengantara bagi kita di Surga. Ia meraja di singga-sana atau takhta Kerajaan Surga dengan segala tanda kemenangan-Nya: hati pernah yang ditembusi tombak, dan tangan dan kaki yang juga pernah ditembusi paku. Siapakah yang sanggup mengukur dan memahami cinta Allah? Kita akan memandang kepada Dia yang disalibkan dan yang bangkit demi keselamatan dan kebahagiaan kita yang baka.
Memperingati pesta hari ini, akan mempunyai makna khusus bagi kita, bila kita berusaha untuk memberi makna konkrit atas undangan Yesus. Ia memanggil dan mengundang kita untuk menyerahkan hidup kita dalam korban cinta kasih di antara kita satu sama lain. Hanya hati yang remuk dan penuh penyesalan yang dapat mengukur dan mengerti cinta Allah yang menyata dalam Yesus Kristus. Apakah anda dan saya mencintai sebagaimana Yesus mencintai, dengan sebuah hati yang remuk, yang merangkul semua orang yang mencintai cinta dan belaskasih Allah?
“Tuhan Yesus, cinta-Mu tidak mengenal batas. Remuklah hatiku dengan cinta yang telah meremukkan hati-Mu bagi kami sehingga saya pun boleh belajar untuk mencintai dengan penuh kedermawanan sebagaimana Engkau mencintai kami.” Amin.
Copyright@18 Juni 2009, by: P. Paskalis B. Keytimu, SVD

Tidak ada komentar: