Senin, Juni 15, 2009

204. Gigi Ganti Gigi: Bukan Sikap Kristiani

Senin, 15 Juni 2009
Masa Biasa
Bacaan: Matius 5: 38-42
Jika seseorang menghina engkau atau berusaha untuk mengambil keuntungan daripadamu, seperti apakah tanggapan atau jawaban anda? Apakah anda juga bertekat untuk melakukan hal yang sama? Yesus mendekati persoalan ini dengan menunjukkan suatu pilihan sikap yang sesuai dengan maksud Allah tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan sesama, khususnya orang-orang yang telah berlaku tidak adil terhadap kita. Ketika Yesus berbicara tentang hukum Allah, Ia melakukan hal yang belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya. Ia memberikan suatu standar baru yang tidak saja berdasarkan pada tuntutan-tuntutan keadilan, tetapi juga berdasarkan hukum rahmat dan cinta kasih. Yesus memahami dengan sungguh mengenai hukum dan maksud-maksudnya melebihi pemahaman para hakim dan jaksa duniawi. Yesus mengutip dari rekaman hukum yang biasanya diterapkan di dunia ini: “Jika kecelakaan yang membawa maut, engkau harus memberi nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak” (Kel. 21:23-25). Demikian juga hukum yang kerap diterapkan dalam dunia dewasa ini, yang dalam kenyataan sangat kejam, padahal hukum diciptakan/dibuat bukan dengan maksud untuk membalas dendam, sebagai langkah pertama yang harus ditempuh menuju belaskasih dan keadilan. Hukum yang termaktud dalam Kitab Keluaran itu tidak dimaksudkan untuk ditafsir berdasarkan arti kata, tetapi dimaksudkan sebagai suatu pedoman dalam menilai hukuman dan menjatuhkan vonis. Kitab Perjanjian Lama penuh dengan referensi kepada perintah ini: “Kita harus menjadi lebih berbelaskasih. “Janganlah engkau menuntut balas dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan” (Im 19:18). “Jika seterumu lapar, berilah dia makan roti; dan jika ia dahaga, berilah dia minum air” (Amsal 25:21). “Janganlah berkata sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut perbuatannya” (Ams 24:29). “Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan” (Ratapan 3:30).
Yesus melakukan sesuatu yang sungguh luar biasa. Ia membaharui hukum belaskasih dengan rahmat dan kebaikan yang penuh cinta kasih. Yesus juga membuat hukum itu menjadi lebih jelas, dimana tak ada ruang untuk balas dendam. Kita tidak hanya harus mengelak kejahatan dengan berbuat jahat, tetapi harus mencari dan mengutamakan kebaikan bagi mereka yang telah membuat kita terluka dan menderita. Apakah anda siap menerima penghinaan sebagaimana yang dialami Yesus, tanpa kemarahan pun tanpa kebencian? Apabila anda dipaksa oleh orang lain untuk melakukan lebih dari yang anda pikir untuk memperolehnya, apakah anda menuntut berdasarkan pada hak-hakmu atau apakah anda menanggapinya dengan penuh kasih sayang dan kegembiraan?
Apakah yang membuat seorang Kristen berbeda dari setiap orang lain? Apakah yang membuat Kekristenan lebih jelas dari agama-agama yang lain? Itu karena rahmat – cara memperlakukan orang lain, bukan berdasarkan pada yang telah mereka lakukan, tetapi sesuai dengan apa yang Allah harapkan, yakni penuh cinta kasih, kebaikan dan belaskasih. Hanya Salib Yesus yang dapat membebaskan kita dari tirani kebencian, dendam kesumat, balas dendam, dan kemarahan serta memberikan kepada kita dukungan untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Cuma cinta dan rahmat belaskasih yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan dari kehancuran. Apakah anda dan saya sadar dan tahu kekuatan cinta dan belaskasih Kristus yang menyelamatkan?
"Ya Allah yang penuh kerahiman dan belaskasih, penuhilah hati kami dengan rahmat Roh Kudus, dengan cinta, kegembiraan, damai, kesabaran, kelemah-lembutan, kebaikan, kesetiaan, kerendahan hati dan kontrol diri. Ajarilah kami untuk mencintai mereka yang membenci kami; berdoa bagi mereka. Semoga kami boleh menjadi putra-putri yang selalu siap menyalurkan cinta kasih-Mu, ya Bapa, yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan baik, dan menurunkan hujan untuk orang yang adil dan tak adil. Dalam hal perbedaan, anugerahkan kepada kami rahmat kesabaran; di tengah kemakmuran, jagalah kami untuk selalu bersikap rendah hati”. Amin.
Copyright@15 Juni 2009, by: P. Paskalis B. Keytimu, SVD

Tidak ada komentar: