Kamis, Maret 05, 2009

134. Berubah itu Mungkin Dengan Bantuan Rahmat Allah

Jumat, 06 Maret 2009
Masa Puasa

Bacaan : Mt. 5, 20-26

Bacaan Injil hari ini memang bicara tentang sebuah tema besar yakni pertobatan, perubahan dan pembaharuan. Dan sebuah penegasan diberikan juga kepada para pendengar, kita semua bahwa berubah atau bertobat itu mungkin dengan bantuan rahmat Allah. Bertobat itu selalu bisa dilakonkan, jauh mlebihi ketegaran hati manusia.

Penegasan ini dibahasakan secara cukup jelas oleh Mateus yang menyampaikan perkataan Yesus. "Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara."

Yesus memang menempatkan tema pertobatan ini dalam relasi persaudaraan di antara para pengikutNya. Bahwa praktek keagamaan sejati mesti selalu bergema dalam perbaikan hubungan dengan saudara, yang pada gilirannya juga memperbaiki hubungan dengan Allah. Dalam ungkapan Yesus, saudara itu bisa selalu menjadi lawan ketika kita tak sejalan dengannya, tak sepaham dengannya. Ia bisa menjadi lawan yang mengusik kenyamanan semu dalam diri kita. Karena itu penting selalu untuk menempatkan hubungan persaudaraan dengan sesama sebagai bingkai hubungan yang benar dengan Allah. Itulah sebabnya, Yesus menegaskan bahwa mempersembahkan korban kepada Allah tak akan menghasilkan buah kalau tak ada damai dengan saudara. Jadi perlu bertobat, perlu banting haluan, perlu berubah.

Dan Allah dalam Yesus menunjukkan bahwa berubah dan bertobat itu bisa dibuat. Dan Ia sendiri yang mendorong orang dan mengundang kita untuk melakukannya, walaupun benar juga bahwa untuk melakukkannnya diperlukan korban. Nah ... berhadapan dengan kesulitan dan korban serta tantangan inilah par murid Yesus boleh yakin bahwa rahmat Allah akan menjadi jaminannya. Karena itulah Yesus menegaskan bahwa pendosa betapapun berat dosanya tak akan binasa, tetapi akan hidup selamanya kalau ia bertobat. Ia mengatakan dalam Injil hari ini, "Pergilah berdamai dengan saudaramu".

Kenapa Yesus begitu meminta kita untuk berubah dan bertobat? Jawabannya hanya mungkin kalau kita sadar bahwa bagi Yesus manusia itu sendiri adalah rumah cinta Allah. Maka bertobat adalah sebuah usaha untuk melangkah lagi ke dalam cinta dan ke dalam hidup yang dijanjikan Allah.

Karenanya kita seyogyanya senantiasa meminta rahmat Allah untuk memberikan kepada kita kemampuan untuk meminta maaf, untuk mengusahakan damai, untuk mendekati saudara yang bersalah kepada kita.

Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan berharap bahwa dengan bantuan rahmatMu yang berlimpah, kami semua boleh berbalik kepada Allah, ketika langkah kami keliru dan salah. Bantu kami dengan harapan itu. Amin.

Copyright © 05 Maret 2009 by Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: