Kamis, November 27, 2008

36. Yang Bertahan Hingga Kekal

Jumat, 28 november 2008

Lukas 21, 29-33

“Langit dan bumi akan lenyap, tetapi sabdaku tidak akan lenyap” adalah kata-kata Yesus pada akhir injil hari ini. Yesus menuturkan kata-kata ini berkenaan dengan ramalannya akan kehancuran kota Yerusalem. Ramalan Yesus itu memang terjadi 37 tahun setelah kematian dan kebangkitan Yesus. Apa yang dikatakan Yesus berasal dari pengalaman hidup harian sendiri sebagai orang yang tahu akan masa tanam di tanah Palestina yang mengenal empat musim itu.

Memang setelah musim dingin, mulailah musim semi dimana semua tumbuhan akan mengeluarkan pucuk-pucuk baru dan benih-benih mulai berkecambah. Kemampuan untuk melihat sesuatu yang hari ini ada dan kemudian sore layu ada pada setiap manusia yang memiliki mata untuk melihat apa yang terjadi di sekitar. Yesus sadar itu bahwa setiap manusia memiliki kemampuan itu. Kini Yesus mengajak manusia untuk menggunakan kemampuan itu untuk melihat sesuatu yang lain yang lebih penting dan utama yaitu dirinya sendiri.

Yerusalem, kota yang indah dan megah serta kuat itu menurut Yesus akan dihancurkan, “kamu tidak akan melihat satu batupun akan terletak di atas batu yang lain”, “ketika kamu melihat benih mulai berkecambah, kamu mengetahui bahwa musim panas akan segera tiba”. Ungkapan-ungkapan yang menunjukkan bahwa apa yang dilihat itu akan beralih, hilang lenyap satu sesudah yang lain. Tidak ada yang kekal di atas bumi ini.

Dengan menggunakan latar itu Yesus menegaskan bahwa sabdaNya yang tidak lain adalah dirinya sendiri bertahan sampai kekal, tidak ada batas waktu baginya untuk tetap hidup. Dengan demikian Yesus mengajak para pendengar waktu itu bahwa yang kekal, yang tidak akan musnah ada di depan mata mereka. Itulah Yesus yang sedang berkata-kata kepada mereka. Memang tidak mudah untuk beralih dari kemampuan untuk melihat apa yang terjadi di sekitar untuk sampai pada pengakuan bahwa Yesus Kristus memang adalah Kekal dan Tidak dapat musnah.

Hari ini Gereja memperingati seorang beata Maria Helena Stollenwerk. Seorang Suster SSpS yang dengan sabar dan rendah hati percaya pada Allah yang memanggilnya untuk melakukan hal-hal kecil dengan melayani sepenuh hati para misionaris dan sesama susternya. Dia menjumpai Yesus dalam diri setiap orang yang dilayani sehingga ia teguh dan setia dalam pelayanan itu.

Tuhan, berilah saya mata yang mampu melihat Yesus sebagai pegangan yang teguh sepanjang masa. Amin

Copyright © 27 Nopember 2008, by Paul Tolo SVD

Tidak ada komentar: