Senin, November 24, 2008

33. “Waspadalah supaya kamu jangan disesatkan.. Janganlah kamu mengikuti mereka.”

Selasa, 25 November 2008

Lukas 21, 5-11
Suatu ketika seorang teman berkata: “Menunggu adalah suatu pekerjaan yang amat membosankan.” Ini memang tepat dan sangat manusiawi. Apalagi kalau yang ditunggu itu sesuatu yang tak pasti. Kapan dia datang? Kapan akan tiba? Bagaimana itu terjadi? Semua menjadi petanyaan yang penuh misteri. Alangkah gembiranya menantikan sesuatu yang pasti, daripada untuk sesuatu yang tak pasti. Dan memang inilah realita harian kita.

Dan Yesus hari ini melalui penginjil Lukas menggarisbawahi “berjaga-jaga dalam kewaspadaan” kepada setiap pengikutNya. Ya..supaya mereka waspada akan hari dan saat kedatangang Anak Manusia, yakni Kristus sendiri. Karena waktu dan hari kedatanganNya yang tak pasti, maka Yesus berkata: “Waspadalah supaya kamu jangan disesatkan.” Waspada memang bukan sebuah penantian yang pasif. Juga bukan sesuatu yang menakutkan. Mungkin ada yang akan bertanya mengapa perlu waspada? Yesus tentu tak mau menakutkan para muridNya dengan pernyataan agar mereka waspada akan jatuhnya hari dan saat yang tak pasti itu. Atau juga dengan segala bencana yang akan terjadi menjelang hari-hari itu. Sebab memang semuanya itu harus terjadi dahulu….

Hal paling utama yang sebenarnya mau ditekankan di sini, yaitu: Janganlah kita memisahkan diri dari atau melupakan Kristus Yesus yang telah kita imani. Yesus yang tetap sama baik 2000 tahun lalu, kini dan nanti. Karena memisahkan diri dari Kristus akan berakibat, seperti kata Yesus dalam Injil hari ini: gampang mempercayai para penyesat yang datang dengan memakai nama Kristus, yang mengatakan akulah dia dan saatnya sudah dekat. Dengan kata lain Yesus sebenarnya mau mengatakan bahwa: Barang siapa yang mengenal dan bersatu denganNya secara mendalam dan pribadi, yang berarti juga adalah murid-murid-Nya, tidak akan mempercayai kata-kata orang ketiga yang menyebut dirinya Kristus. Jadi relasi aku dan Kristus menjadi sangat penting di sini.

Bagaimanakah relasiku sendiri dengan Yesus? Apakah aku sudah menjumpai Dia secara pribadi? Atau Dia masih menjadi “orang lain” dalam hidupku. Mungkin sama seperti orang yang kujumpai di jalan, yang sebentar melempar senyuman padaku dan sesudahnya kulupakan sama sekali? Sekali lagi kewaspadaan tak lain adalah sebuah pertanyaan: Bagimanakah relasiku dengan Kristus? Bagimanakah aku melewatkan hari-hari hidupku? Bersama Dia atau tanpa Dia sama sekali? “Tinggalah padaKu, dan kamu akan berbuah banyak.” Dengan ini, maka berjaga-jaga bukan lagi sebuah penantian yang pasif dan membosankan, melainkan lebih pada bagimana kita menguduskan hari dan saat-saat hidup kita dalam Kristus Yesus sendiri. Jika demikian, kedatanganNya tak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan, melainkan justru keselamatan.

Copyright © 24 Nopember 2008, by Paskalis Lina SVD

Tidak ada komentar: