Rabu, November 26, 2008

34. Bersaksi tentang Kedekatan Kita dengan Kristus

Rabu, 26 Nopember 2008
Bacaan : Lk 21: 12-19

Bacaan yang kita renungkan hari ini memang menantang kita. Mencengangkan sebenarnya, kalau kita harus memahami dengan akal sehat. Bagaimana tidak? Siapa dari antara para muridNya yang tak mengenal bahwa Yesus itu seorang yang sangat baik, bijaksana, dan ajaranNyapun adalah kebijaksanaan yang membantu orang untuk memiliki hidup. Tetapi mengapa kalau mereka yang kini mengikuti Dia dan ajaranNya mesti mengalami penderitaan?

Untuk para murid penyampaian Yesus terasa tak masuk akal. Namun, banyak di antara mereka yang merasakan tantangan dalam kata-kata Yesus. Dan seperti halnya para pendengar Yesus saat itu, kita pasti juga merasakan tantangan itu. Betapa mudahnya kita menemukan di dalam dunia kehidupan kita, banyak kontradiksi terjadi dalam hidup. Orang baik dihukum, sedangkan orang yang jahat dibiarkan bertualangan untuk menyebarkan kejahatan. Nah, hidup para murid Yesus mungkin akan seperti itu. Dan Yesus mengatakan bahwa kalau itu terjadi, jadikanlah sebagai kesempatan untuk memberi kesaksian.

SabdaNya kita dengar hari ini: "kamu akan ditangkap dan dianiaya, kamu akan diserahkan di rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh sebab NamaKu. Hal itu semua akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi."

Mengapa penderitaan dan penganiayaan menjadi kesempatan yang baik untuk bersaksi tentang Yesus dan kuasa kebaikanNya? Mengapa bukannya keberhasilan dalam pewartaan, kesuksesan dalam pelayanan yang menjadi momen untuk memberi kesaksian?

Kalau kita merenungkan lebih dalam, tema penting yang ditampilkan kepada kita hari ini sebenarnya bukan hanya soal memberikan kesaksian sebagai murid dalam penderitaan, tetapi menyentuh juga satu hal yang nampak biasa dan manusiawi. Hal itu adalah soal "kenyamanan dalam relasi kita dengan Yesus Kristus." Relasi dan hubungan kita dengan Yesus akan memampukan kita mengatasi berbagai tantangan, dan lebih dari itu memberikan rasa aman yang sejati, yang bahkan bisa melewati aspek jasmaniah tubuh kita. Iman akan Yesus akan mampu membuat kita tak takut terhadap penderitaan yang dialami tubuh kita, karena merasa bahwa Dia yang kita ikuti menyiapkan sesuatu yang abadi di sana.

Persis inilah kesaksian para pendahulu kita dalam iman, yang karena iman akan Kristus berani menanggung segala penderitaan dengan sukacita. Tak ada ketakutan sama sekali, sebaliknya ada damai, ketenangan dan tak cemas.

Apa yang perlu kita renungkan sekali lagi tentang hidup kita? Saya kira, bacaan hari ini mengajak kita untuk berbangga sekali lagi dengan iman kita akan Kristus, bangga bahwa kita memiliki hubungan dengan Allah seperti dalam Kristus, yang dalam banyak aspeknya memberi inspirasi dalam perjuangan kita, dalam karya kita, dan dalam kontak kita dengan yang lain. Yah ... saya berbangga, karena iman akan Kristuslah, saya ada seperti yang anda temukan hari ini. Nah ... hidup dan karya kita sebenarnya adalah sebuah kesaksian tentang Kristus yang terlibat dalam diri kita, dan kita yang berrelasi erat denganNya.

Tuhan Yesus, kesulitan setiap hari memang lebih ringan dibandingkan dengan penganiayaan. Namun kami ingin juga menjadikannya sebagai kesempatan bersaksi bahwa Engkau terlibat dalam hidu kami, Engkau tak pernah meninggalkan kami. Amin.

Copyright © 25 Nopember 2008, by Anselm Meo SVD

Tidak ada komentar: