Sabtu, November 22, 2008

31. Gembala Agung itu Raja

Minggu, 23 Nopember 2008

Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

Yez., 34:11-17; 1Kor 15:20-26.28; Mt 25:31-46

Pada Minggu terakhir dalam Tahun Liturgis seperti hari ini, kita merayakan pesta Kristus Raja Semesta Alam. Pesta khusus ini mengundang kita untuk merefleksikan tentang Siapakah Kristus Raja itu dan apa artinya bagi kita, ketika kita bersaksi tentang Kristus dan mengakui diri kita sebagai putra dan putri dalam Kerajaan-Nya.

Bacaan yang dipakai hari ini sungguh membantu kita. Pemahaman ttg Kristus sebagai Raja, berangkat dari paham tentang Allah sebagai Gembala Israel. Juga raja-raja Israel dipandang sebagai wakil-wakil dari Allah yang kelihatan dan diberikan gelar sebagai gembala ilahi. Namun, gaya kepemimpinan mereka berbeda dari gaya kepemimpinan Allah yang justru memberikan prioritas pada perhatian terhadap kebutuhan orang-orang, khususnya kebutuhan akan keadilan, dan perdamaian, sebagaimana SabdaNya, "Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi, Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya" (Ezekiel 34: 16).

Kita bertanya, "Bagaimana dengan janji Allah untuk memerintah, menggembalakan kawan domba-Nya dengan kekuatan dan kasih Kebapakan-Nya sendiri?" Sebagai orang-orang Kristen kita percaya bahwa janji itu telah dipenuhi dalam pribadi Tuhan kita Yesus Kristus, Sang Raja yang pestanya kita rayakan pada hari Minggu ini. Yesus telah memeritah sebagai raja, dan akan datang lagi pada hari Pengadilan Terakhir untuk membawa semuanya kepada kepenuhannya. Pada hari itu, Kristus akan duduk pada takta-Nya dan memisahkan yang baik dari yang jahat dari segala suku bangsa. Perhatikan bahwa keduanya, orang-orang benar dan yang tersesat menyapa Yesus sebagai Tuhan. Masalahnya bukan terletak pada sapaan yang ditujukan pada Yesus, tetapi ukurannya justru pada keterlibatan kita pada karya kasih cinta yang terberi kepada sesama, khususnya mereka yang lemah dan tak terberdaya, yang miskin dan melarat dalam sebuah ziarah hidup bersama di sini, di dunia ini. Dan kita bisa menyebutkan beberapa dari karya-karya konkrit kasih itu antara lain: memberi makan kepada yang lapar, memberi minum kepada yang haus, memberi pakaian kepada yang telanjang, member tumpangan kepada yang melarat, mengunjungi mereka yang di penjara dan merawat orang-orang sakit.

Singkatnya, setiap senyum dan tawa, perhatian dan belaskasih yang menyejukkan dan membahagiakan sesama itulah buah-buah cinta kasih yang bisa kita sumbangkan kepada sesama. Dan atas dasar inilah kita akan menghadap pengadilan Allah.

Pesta hari ini mengingatkan bahwa kita mempunyai seorang Raja yang lain dari raja-raja dari dunia ini. Raja kita senantiasa menaruh perhatian penuh kepada kita dan membantu kita bukan hanya ketika kita tidak berkekurangan dan tidak berada dalam kemelaratan, tetapi khususnya ketika kita sungguh-sungguh miskin dan melarat. Dan perubahan yang boleh diminta dari kita pada hari ini adalah melupakan sejenak keinginan untuk melekat pada kebutuhan-kebutuhan kita demi cinta kasih dan kebahagiaan dan selanjutnya menjangkau keluar dalam takaran cinta kasih demi kebahagiaan mereka; barangkali merupakan kebutuhan yang mendesak. Ingat Sabda Yesus ini: "Apapun yang kita lakukan biarpun yang paling kecil dan sederhana untuk anak-anak Allah yang berkekurangan, mereka adalah saudara-saudara dan saudari-saudari Kristus, kita lakukan untuk Kristus sendiri. Amin".

Copyright © 10 Nopember 2008 by Paskalis Berkmans SVD dan diedit kembali oleh Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: