Rabu, November 05, 2008

15. Sebuah Pelajaran Berhadapan dengan Krisis

Jumat, 07 Nopember 2008
Lk 16, 1-8
Betapa sering kita dihadapkan dengan situasi dilema, krisis, yang mengharuskan kita berpikir dan bertindak cepat, namun tak terperosok dalam krisis lebih jauh.
Yesus dalam bacaan Injil hari ini agaknya memberi pujian kepada bendahara yang tak jujur itu, bukan karena ketidakjujurannya, tetapi karena ia seorang yang tahu mengusahakan jalan keluar untuk melanjutkan kehidupan dalam keadaan sulit dan krisis yang menimpanya.
“Aku tahu apa yang harus aku perbuat,” katanya, “supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.” Cerdik memang. Nampaknya memang egoistis, ingat diri, tapi ia tahu menangani krisis yang menimpanya, dengan menggunakan apa yang ada padanya, pengalaman dan relasinya.
Dalam karya dan tugas di setiap jenis panggilan hidup, kita akan selalu berhadapan dengan krisis, kesulitan, yang entah mau ataupun tidak mengharuskan kita berpikir cepat dan bertindak untuk mengatasinya. Krisis ekonomi, krisis panggilan, krisis persahabatan, krisis dalam pekerjaan, dsbnya. Krisis juga kita temukan ketika kita berkarya untuk pelayanan umum, pelayanan mulia berkaitan dengan iman.
Yesus di akhir Injil bilang ini, “Dan aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima ke dalam kemah abadi.” Sebuah indikasi untuk tidak segera putus asa ketika berhadapan dengan krisis dalam tugas. Kalau saja kita ditempatkan dalam situasi seperti bendahara tadi, saya kira, kita tidak akan mudah menyerah. Kita akan berlaku seperti dia. Berpikir dan bertindak cepat dengan memperhitungkan pengalaman, pengetahuan, relasi dan kecekatan kita. Mengapa? Karena hal itu berkaitan dengan hidup kita dan kelanjutannya.
Tapi, bagaimana kalau situasi yang sama kita hadapi dalam urusan yang berkaitan dengan iman, agama, urusan berparoki. Rupanya, kita mudah bilang, “Akh, sulitnya berhadapan dengan orang-orang ini!” Dan lebih lanjut menyerah. Yesus meminta lebih dari kita justru ketika berhadapan dengan kesulitan. Demikian jugalah yang pernah ditunjuk pada orang kudus yang mengemban misi Allah.
Tuhan, betapa indah nama yang Engkau berikan kepada kami : Anak-anak Terang, karena kami hidup dalam Terang dan CintakasihMu. Kiranya Cahaya SabdaMu memampukan kami mendapatkan jalan keluar di tengah krisis kehidupan kami. Amin.
Copyright © 05 Nopember 2008, by Anselm Meo, SVD

Tidak ada komentar: