Minggu, September 20, 2009

287. Menjejaki Teladan Mateus

Senin, 21 September 2009
Pesta St. Matius, Pengarang Injil

Bacaan : Mt 9, 9-13

Bisa dibayangkan bagaimana rasa hati Mateus, ketika berada di tempat tugasnya. Injil hari ini melukiskan bahwa dia sedang duduk di bangku pemungut cukai, sementara menjalankan tugasnya memungut cukai. Sebutan bangku pemungut cukai mengingatkan kita akan kenyamanan tugas seorang penagih pajak. Ia bergelimang uang, berkemampuan untuk memanipulasi orang yang datang kepadanya karena kekuatan jabatan dan profesinya. Bangku pemungut cukai adalah jaminan kesejahteraan, lambang penguasaan dan tentu saja simbol kontroversial, karena ia pasti juga dibenci oleh orang disekitarnya.

Persis dari tempat inilah seorang seperti Mateus mendengarkan seruan yang dialamatkan langsung kepadanya, “Ikutilah Aku!” Ia pasti tak yakin kata-kata Yesus itu tertuju kepadaNya, kalau ia tahu tentang segala ketenaran yang didengarnya tentang Yesus. Rupanya kata-kata ajakan itu begitu mempesona, sampai Mateus menjadikannya sebagai sebuah momentum yang mengubah hidupnya sendiri. Dan pertemuan di rumahnya menjadi saat ketika dia menjadi terpanggil pula untuk menceriterakan kembali kepada orang lain, dalam tulisan Injilnya yang kita baca saat ini.

Sebuah kesaksian yang begitu kuat berbicara hingga saat ini. Bahwa bangku dan meja cukai bukanlah halangan untuk mengikuti Yesus. Bahwa pekerjaan korupsi dan jaminan yang ditawarkannya bukanlah harga mati pekerjaan yang menjamin kehidupan. Tetapi Sabda kehidupan yang keluar dari mulut Yesus itulah yang menghidupkan.

Mateus yang pestanya kita rayakan hari ini memberikan teladan agar kita tak terpaku pada kesalahan, tetapi melihat undangan sabda Tuhan yang memberi hidup dan melanjutkan sabda hidup itu kepada yang lain.

Tuhan Yesus, dari meja cukai Engkau memanggil Mateus dan menjadikannya muridMu dan penulis khabar gembira tentang Engkau. Kiranya kami mampu meninggalkan kebiasaan kami yang lama yang sering kali membuat kami memanipulasi sesama kami. Amin.

Copyright © 19 Sep. 2009, by Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: