Selasa, Juli 14, 2009

Kebaskanlah Debu Kegagalan

Minggu Biasa Ke-15
Minggu, 12 Juli 2009
Amos 7: 12-15; Ef 1: 3-14; Mrk 6: 7-13
Memiliki semacam pohon masalah, kecemasan dan kegagalan barangkali bisa ditawarkan sebagai salah satu cara yang positip untuk menghadapi kegagalan-kegagalan dan masalah-masalah yang kadang-kadang kelihatan membanjiri keseharian hidup. Karena masalah dan kegagalan merupakan suatu bagian dari kehidupan, maka kita semua membutuhkan pohon masalah. Itulah sebabnya Yesus, ketika hendak mengutus para murid untuk mewartakan Kabar Gembira Injil, berpikir bahwa adalah bijak untuk mengingatkan mereka akan perlunya pohon masalah. Demikian kata-kata Yesus: “Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu dari kakimu sebagai peringatan bagi mereka” (Mrk 6:11). Dengan kata lain, jika kamu berusaha untuk mengajarkan umat di suatu desa tertentu dan kamu berhadapan dengan kegagalan, jangan biarkan kegagalan itu melemahkan semangatmu. Kebaslah debu dari desa itu, pergilah ke desa yang lain dan mulailah dengan semangat yang baru. Kebaskanlah debu dari kaki mereka adalah cara mereka untuk menggantungkan masalah pada pohon masalah.
Seperti para murid, kita pun memerlukan semacam pohon masalah. Karena, masalah dan kegagalan adalah hal-hal yang tak dapat dielakkan dari kehidupan kita. Kadang-kadang kita begitu terpaku pada kegagalan dan masalah hari kemarin dan malah membiarkan masalah dan kegagalan itu mengikis antusiasme dan kegembiraan hidup kita. Kadang-kadang kita membiarkan masalah-masalah dan tekanan-tekanan dari tempat kerja menghancurkan berkeping-keping kehidupan keluarga kita. Agar hal ini tidak terjadi, kita perlu pohon masalah di mana kita dapat menggantungkan dan melupakan masalah-masalah kita, sekurang-kurangnya untuk sesaat atau sementara. Kita butuh, pada akhir dari suatu ziarah harian, kemampuan untuk mengebaskan debu kecemasan, dan kegagalan dari kaki kita dengan kesadaran bahwa hari esok akan membawa serta suatu dahan dan ranting baru dengan kesempatan baru pula. Ibarat sebuah pertandingan bola kaki. Meskipun kemarin tim anda menderita kekalahan 10 – 0; hari ini adalah suatu babak baru dari sebuah pertandingan dengan skor 0 – 0.
Apa yang terjadi jika kita tidak memiliki pohon masalah? Jika kita tidak punya cara untuk mengebaskan debu dari masalah dan kegagalan hari kemarin dari kaki kita, debu-debu itu akan melekat erat, kian bertumpuk dan semakin membebani ziarah hidup kita. Akibatnya adalah tertekan dan menderita. Kita akan kehilangan semangat. Yesus tidak menghendaki kita menjadi orang-orang yang mudah putus asa, patah semangat, mudah menyerah pada tantangan. Ia ingin agar kita menjadi laki-laki dan perempuan yang selalu mulai lagi pada setiap hari baru. Hari baru, tantangan baru, kesempatan baru!
Sebagai putra-putri Allah, hari ini adalah hari yang indah untuk berterima kasih kepada Allah yang telah menunjukkan jalan bagi kita untuk keluar dari kegagalan, kelemahan, dan ketidaksempurnaan kita. Putri-putra Allah yang setia bukanlah orang-orang yang sempurna dan tak pernah melakukan kesalahan dan kekeliruan. Tetapi mereka adalah orang-orang yang menyadari kesalahan-kesalahan mereka, mengakuinya dan menghadapinya, sejenak tinggalkan dan berani untuk melanjutkan, memulai lagi pada setiap hari baru dengan suatu harapan baru. Allah dalam cinta dan belaskasih-Nya telah menganugerahkan kepada kita Kristus. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (1Ptr 2:24). Melalui Sakramen-Sakramen, khususnya Sakramen Tobat, kita memiliki akses kepada pohon kehidupan nitu. Kita dapat juga melakukan itu lewat doa-doa harian apabila kita melakukan sebagaimana dikatakan oleh Santu Petrus, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Ptr 5: 7).
"Tuhan Yesus, jadikanlah aku sebuah corong rahmat-Mu dan cinta penyembuhan-Mu agar orang-orang lain boleh menemukan kehidupan dan kebebasan di dalam Engkau. Bebaskanlah aku dari segala tetek-bengek tambahan sehingga aku boleh mengejar hal-hal surgawi. Semoga aku menjadi saksi kegembiraan Injil baik lewat kata-kata maupun lewat perbuatan.” Amin.
Copyright@ 12 July 2009, by: P. Paskalis B. Keytimu, SVD

Tidak ada komentar: