Kamis, Februari 12, 2009

113. SabdaNya Menyembuhkan

Jumat, 13 Pebruari 2009

Bacaan : Mk 7, 31 - 37

Yesus masih melanjutkan pewartaan Injil di wilayah di luar Galilea. Hari ini Yesus ada di wilayah Sidon. Dan sama seperti di wilayah Galilea, kehadiran dan pewartaan Yesus di wilayah ini juga membangkitkan suatu suasana pesta di antara mereka yang mendengarNya. Di antaranya adalah orang sakit dan mereka yang tak memiliki apa-apa. Apa yang pernah terjadi di Galilea, juga tengah terjadi di tempat ini.

Markus melukiskan episode khusus dalam Injilnya sebagai berikut, "Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.

Yesus menyembuhkan orang yang tuli dan gagap itu melalui suatu proses khusus yang kiranya bisa kita lukiskan sebagai sentuhan pribadi Yesus kepada orang sakit itu. Yesus menghantar orang sakit itu kepada kesendirian denganNya, sehingga orang itu bisa merasakannya, menyentuhnya, mendengarkan kata-kataNya, dan masuk dalam relasi personal denganNya. Dari sinilah penyembuhannya dimulai. Yesus tidak menyembuhkannya di tengah keramaian dunia dan hingar-bingarnya, tetapi ketika orang itu dihantar lebih dulu kepada hubungan prinadi denganNya. Dan kekuatan utama yang menjadi sarana untuk menyembuhkan adalah sabdaNya sendiri.

Untuk kita episode di daerah Dekapolis ini juga memberikan banyak pelajaran. Yang pertama ialah kenyataan bahwa khabar gembira akan selalu menghadirkan suasana pesta, suasana gembira dan lebih dari itu kesembuhan bagi mereka yang menantikannya. Dan yang kedua, Sabda Allah itu berkekuatan menyembuhkan, namun meminta dari kita kesediaan untuk membangun hubungan personal dengannya, menarik diri dari dunia dan kesibukan kita untuknya, dan mendengarkan serta merenungkannya.

Ucapan "Terbukalah!" yang keluar dari mulut Yesus yang dialamatkan kepada si sakit akan juga dialamatkan kepada kita dan efektif bekerja di dalam kita, kalau kita lebih dulu membangun hubungan pribadi dengan Yesus sang Sabda itu sendiri.

Tuhan Yesus, SabdaMu terus berbuah dan menghasilkan kesembuhan bagi yang mendengar dan percaya kepadaMu. Kiranya kami selalu menyediakan waktu dan tenaga kami untuk menyentuhnya, mendengarkannya dan merenungkannya. Amin.

Copyright © 12 Pebruari 2009 by Anselm Meo SVD

Tidak ada komentar: