Kamis, November 13, 2008

23. Keyakinan akan Pengabulan Doa

Sabtu, 15 November 2008
Lukas 18: 1 - 8

Betapa sering saya dihadapkan dengan pertanyaan, kenapa doa dan permohonan yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan tak dikabulkan. Apa yang salah dan bagaimana seharusnya berdoa supaya dikabulkan Tuhan? Terhadap pertanyaan yang demikian, biasanya saya bilang, ‘mari kita minta agar kehendak Tuhan yang terjadi dalam apapun yang anda minta’. Apakah saya sedang memberikan suatu penghiburan? Sebenarnya tidak.

Perumpamaan dalam Injil pada hari ini menegaskan bahwa setiap permintaan yang disampaikan dalam doa yang tak putus-putusnya, pasti dikabulkan Allah. Apa yang disampaikan Yesus dalam perumpamaan hari ini sebenarnya adalah bagaimana seorang janda miskin yang tak diperhitungkan oleh siapapun berhadapan dengan seorang hakim yang keras tanpa belas kasihan sedikitpun, karena, “hakim itu tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun”. Dan hakim yang lalim dalam Injil ini, melanjutkan, “Walaupun aku tak takut akan Allah dan tak menghormati seorangpun, karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.”

Dan Yesus berkata, “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? ... Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”

Inilah kuncinya, apakah doa yang disampaikan itu lahir dari iman? Ataukah lahir dari satu kasus yang membuat kita baru berpaling kepada Allah, lari kepada Allah? Keyakinan atau iman yang kuat bahwa Allah pasti mendengarkan doa, bermula dari kesadaran bahwa Allah tahu yang terbaik yang kita butuhkan. Karena itu apapun yang kita minta dalam doa, kita sudah meyakini bahwa Tuhan yang tahu segalanya itu pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Juga kalau nampaknya apa yang nampak itu bertolak belakang dengan apa yang kita doakan. Maka doa yang berkanjang sebenarnya mengucap syukur bahwa apa yang kuminta dalam doa sudah diberikan Tuhan.

Tuhan, betapa sering kami berdoa. Tetapi betapa sering pula kami meragukan bahwa Engkaulah yang tahu apa yang terbaik bagi kami. Ajarilah kami untuk selalu mensyukuri semua yang terjadi dalam hidup kami. Amin.

Copyright © 13 Nopember 2008, by Anselm Meo, SVD

Tidak ada komentar: