Jumat, April 24, 2009

175. Merindukan Roti yang Memberi Hidup Sejati

Jumat, 24 April 2009
Masa Paskah

Bacaan : Yoh 6, 1- 15

Hari ini kita dihadapkan pada sebuah tema penting yang berkaitan dengan hidup. Kita diundang untuk merefleksikan secara mendalam tentang peran roti untuk hidup dan roti yang diberikan oleh Yesus sebagai sumber hidup ilahi. Yesus mengerti betul tentang pentingnya roti untuk memuaskan rasa lapar semua mereka yang mengikuti Dia. Itulah sebabnya pertanyaanNya soal roti merupakan penegasan kepedulian Yesus ini.

Santo Yohanes mencatatnya demikian, "Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya."

Bagi Yesus, semua orang yang datang kepadaNya adalah suatu tanda bahwa kendatipun manusia memiliki roti yang memuaskan rasa lapar mereka, roti yang mereka miliki tak mungkin memuaskan rasa lapar sejati yang menjadi alasan bahwa mereka selalu datang mencari Dia. Manusia memang mengusahakan hidup dan memilikinya, tetapi hidup mereka adalah seuatu yang diberikan. Manusia tak mampu menghasilkan hidup sejati. Karena itu pencarian mereka akan Yesus adalah suatu aksi dan tindakan manusiawi yang ingin meletakan hidup mereka ke tangan Allah sang asal hidup.

Sungguh berarti bahwa manusia terutama mereka yang percaya kepada Yesus memiliki terus menerus kerinduan untuk mendapatkan roti hidup yang datangnya hanya dari Allah lewa Yesus. Datang dan mendapatkan roti dari Yesus memang berarti bahwa harapan manusiawi akan tersedianya hidup sejati bakal mendapatkan pemenuhannya. Mengapa ? Karena roti yang diberikan Yesus memiliki sumbernya pada Allah, yang berarti juga hadiah dan pemberian Allah BapaNya.

Roti yang demikian tak hanya diperoleh melalui roti atau rejeki yang diberikan setiap hari tetapi melalui hubungan yang intim dengan Allah sebagai sumber hidup setiap anak manusia. Dan Yesus menunjukkan dengan mengasingkan diri dan menyendiri dengan BapaNya dalam doa yang khusuk dan mendalam.

Jika demikianlah yang dimaksudkan Yesus, maka kita para muridNya hanya bisa mendapatkan roti sejati itu baik dalam upaya mendapatkan rejeki harian kita maupun dan terutama melalui kontak yang intim dengan Bapa melalui doa dan refleksi kita.

Tuhan Yesus, Engkau memandang dengan penuh belaskasihan kepada semua yang mencari Engkau dengan tulus hati dan bagi mereka Engkau memèerbanyak roti. Pandanglah semua kami dewasa ini yang terus mencari roti kehidupan. Bukalah hati kami untuk menemukan dalam Dikau roti hidup yang berlimpah dan buatlah hati kami selalu merindukannya. Amen.

Copyright © 23 April 2009 by Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: