Kamis, April 02, 2009

162. Melakukan Pekerjaan dengan Sebaik-baiknya

Jumat, 03 Apri 2009
Masa Puasa

Bacaan : Yoh. 10:31-42

Rupanya masih tetap relevan untuk memberikan klaim bahwa keluarga yang baik pasti menghasilkan juga keturunan yang baik pula. Seperti pepatah ini, "pohon yang baik memang dikenal dari buahnya". Dan membaca Injil hari ini kita bisa membenarkan bahwa anggapan atau pandangan seperti itu juga hidup pada masa Yesus. Itulah sebabnya ketika orang Yahudi mau melempari Dia, Yesus menyampaikan kata-kata berikut, "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" ... dan lanjutnya pula, "Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."

Mengapa banyak orang Yahudi tak percaya dan tergerak untuk melempari Yesus dengan batu? Di pihak lain, mengapa begitu banyak orang biasa yang tergerak hatinya dan semakin percaya kepada Yesus? Dua kelompok orang yang mendekati Yesus dengan motif yang sungguh berbeda. Namun kduanya melihat apa yang tengah terjadi, bahwa Yesus sedang melakukan pekerjaanNya dengan cara yang sempurna. Kendatipun pekerjaanNya menjadi bahan pertentangan, Yesus setia pada komitmenNya untuk melakukan pekerjaanNya dengan optimal, sehingga menghasilkan buah yang maksimal pula. Dan Injil mencatat pula bahwa pekerjaan itu tak lain adalah pekerjaan Bapa, yang dikehendaki Allah untuk dibuat Yesus dalam perutusanNya.

Merenungkan perikop ini, kita sebenarnya diajak untuk melihat kembali komitmen kita terhadap pekerjaan dan perutusan kita dalam bidang apa saja. Yesus memang dibenci sebagian orang Yahudi karena Ia setia melakukan kehendak BapaNya untuk mencari yang hilang dari antara Israel, menyembuhkan yang sakit, mengembalikan orang yang dibuang kembali ke tengah komunitas mereka. Ia melakukannya dengan sepenuh hatinya walaupun dibenci danbahkan diancam untk dibunuh. Kita diminta meneladani Dia untuk tak pernah putus asa dan menyerah dalam melakukan pekerjaan kita hingga akhir.

Kiranya masa khusus ini membantu kita kembali berkomitmen untuk melaksanakan tugastugas kita dengan spenuhnya. Untuk itu, marilah kita berdoa bersama pemazmur, "Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! karena Engkau ya TUHAN, adalah bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku. Engkaulah Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah TUHAN, seruku; maka aku pun selamat dari pada musuhku." Amin.

Copyright © 02 April 2009 by Ansel Meo, SVD

1 komentar:

Sabaleplus mengatakan...

es terrible arar a mano eh
http://www.sabaleplus.blogspot.com/