Copyright @ 27 Maret 2009, by P. Paskalis B. Keytimu, SVD
Kisah injil hari ini melukiskan pengalaman orang banyak ketika bertemu dengan Yesus yang sedang mengajar. Ada banyak pendapat dan pandangan akan Yesus: Nabi, Kristus, Pengajar hebat. Pertemuan dengan Yesus memaksa orang untuk memberikan pendapat, penilaian. Sekaligus juga pertemuan itu membuahkan kebingunan ketika mesti dihadapkan dengan dengan keyakinan yang turun temurun. Dalam hal ini identitas Kristus atau Mesias, orang-orang Yahudi memiliki keyakinan kuat sekali bahwa Mesias mesti berasal dari keluarga Daud dan tinggal di Betlehem (kota Daud). Dengan demikian asal usul Yesus dari Galilea tidak masuk dalam hitungan sebagai asal muasal dari Mesias, Kristus.
Oleh karena kebingungan berhadapan dengan pengalaman baru bertemu dengan Yesus, orang banyak itu masih terbatas pada tahap kagum, memberikan penilaian. Mereka belum sampai pada tahap berikutnya yaitu memutuskan untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Kristus dan mengikutinya.
Orang Yahudi pada masa Yesus enggan percaya karena mereka begitu yakin akan apa yang diturun temurunkan bahwa Mesias mesti lahir dan tinggal di Betlehem, kota raja Daud. Padahal orang hebat yang ada di depan mereka sekarang berasal dari Nasareth. Bagaimana mendamaikan kenyataan dan keyinan ini?
Menjadi jelaslah bahwa kesulitan ini terjadi karena mereka terlalu terpaku pada tradisi turun temurun itu dan lupa bahwa jalan Allah tidak selalu sama dengan apa yang dipikirkan dan dirumuskan oleh manusia. Mereka lupa akan hal ini.
Pada masa puasa ini kita diajak untuk merobah cara pandang kita yang lama dan menerima dengan tangan terbuka petunjuk Allah. Petunjuk Allah seringkali tidak selalalu sama dengan apa yang kita pikirkan.
Ya Tuhan, bukalah mata hatiku untuk menerima petunjukMu sehingga saya dengan lebih mudah mengakui Yesus PutraMu yang Engkau utus untuk menyelamatkan kami. Amin
Copyright © 27 Maret 2009 by Paulus Tolo SVD
Perikop ini hari ini mengisahkan desas-desus yang terjadi di tengah umat Yahudi berkenaan dengan seorang pribadi yang bernama Yesus dari Nasareth. Ada desas desus bahwa dia hendak dibunuh oleh para pemimpin agama Yahudi. Namun Yesus masih saja menjalankan tugas mengajarnya di Bait Allah. Dengan demikian situasi di dalam umat Yahudi pada masa itu tegang. Penginjil Yohanes mengisahkan ketegangan tersebut dalam hubungan dengan siapa sebenarnya Yesus dari Nasareth itu. Ada kelompok yang menganggap Yesus dari Nasareth adalah Kristus, dan ada kelompok yang menganggap Yesus dari Nasareth seorang pemuda biasa karena mereka mengenal kedua orangtuanya di Nasareth.
Ketegangan ini beralasan karena ada kebingungan di tengah umat. Umat sudah memiliki pandangan yang kuat bahwa Kristus datang secara misterius dan tidak seorang tahu secara persis. Dalam pribadi Yesus umat melihat ada banyak sekali hal yang menunjukkan kemiripan dengan pribadi Kristus yang umat miliki. Mereka terbentur untuk menerima Yesus sebagai Kristus karena mereka kenal siapakah Yesus dan asal usul keluarganya. Jadi segi misteriusnya Kristus tidak terdapat dalam pribadi Yesus.
Dengan demikian penginjil Yohanes menampilkan suasana yang mengharuskan pembaca membuat pilihan yang tepat dan bersedia menerima semua konsekuensi dari pilihannya. Entah mengakui Yesus sebagai Kristus dengan akibat akan dicap sebagai aliran sesat oleh orang Yahudi lainnya; atau mengakui Yesus sebagai pemuda biasa saja dari kampung Nasareth sehingga tidak dikucilkan oleh orang Yahudi lainnya.
Pada masa puasa ini kita semua dihadapkan dengan pilihan berkenaan dengan pribadi Yesus tersebut. Memilih Yesus akan membawa akibat salib dan penderitaan sebab ia menuntut pertobatan dan pembaharuan hidup. Hal ini akan membawa hidup dan kebahagiaan. Menolak Yesus berarti memilih jalan hidup yang tidak membawa penderitaan, salib karena tidak perlu merobah hidup, bertobat dan meneladani Dia.
Mengingat hari Paskah semakin dekat, pilihan ini mesti dibuat saat sekarang dan tidak bisa ditunda-tunda. Bisa jadi ada keraguan atau ketakutan untuk memilih. Apa pun yang terjadi kita mesti memilih: menerima atau menolak Yesus sebagai Kristus.
Ya Tuhan Yesus, kuatkanlah saya agar berani memilih Engkau dan bersedia merobah diri untuk semakin menyerupai Engkau dalam hidupku. Amin
Copyright © 22 Maret 2009 by Ansel Meo SVD