Selasa, September 01, 2009

272. Perutusan kristen: membawa khabar keselamatan kepada sesama

Rabu, 2 September 2009
Bacaan: Lukas 4, 38 - 44

Kisah perutusan Yesus di Kafarnaum dilukiskan oleh penginjil Lukas dengan menampilkan padatnya karya Yesus di sana. Ada berbagai kegiatan yang Yesus lakukan selama di Kafarnaum. Lukas mencatat dalam perikop singkat ini: keluar dari Sinagoga, masuk rumah keluarga dari muridnya, menyembuhkan orang sakit (baik anggota keluarga maupun orang lain), mengusir roh jahat, berdoa di tempat sunyi, senantiasa berjalan sambil mewartakan/mengajar.

Kegiatan-kegiatan ini menjadi kegiatan rutin Yesus dalam seluruh masa hidupnya di depan umum. Dengan demikian merenungkan perikop singkat ini menghantar kita pada pengenalan akan kurang lebih semua kegiatan Yesus selanjutnya. Dengan demikian kegiatan misi Yesus di Kafarnaum menampilan kegiatan-kegiatan kunci dalam seluruh hidupnya.

Kelihatan sekali bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Yesus amat biasa. Yang menjadi luar biasa adalah buah-buah dari kegiatan yang biasa tersebut. Kehadiran Yesus telah membawa sesuatu yang dapat dinikmati oleh orang-orang yang menjumpai dia. Orang sakit mengalami kesembuhan, orang yang kerasukan roh jahat diselamatkan, para pendengar menjadi kagum dan mengikutinya.

Karya dan hidup setiap murid Yesus adalah membawa sesuatu yang menyelamatkan bagi orang lain di sekitar. Inilah perutusan setiap orang kristen sebagai kelanjutan dari perutusan Yesus itu sendiri. Senantiasa bergerak dan berjalan sambil mengajar dan membawa khabar keselamatan Allah kepada setiap manusia yang berkehendak baik.

Tuhan, berilah aku semangat untuk membawa khabar keselamatan kepada setiap orang yang aku jumpai dalam perjalanan hidupku ini. Amin

Copyright © 1 September 2009, by Paulus Tolo SVD

Senin, Agustus 31, 2009

271. Kekuatan Sabda Allah dalam hidup kita

Selasa, 1 September 2009 Bacaan: Lukas 4, 31 - 37
Bacaan hari ini mengisahkan Yesus yang meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke kampung orang lain. Setelah mengalami penolakan dari orang-orang sekampungnya, ia beralih ke tempat yang lain. Justru di tempat baru ini Yesus dikagumi sebagai seorang pengajar yang berwibawa. Orang-orang yang mendengar langsung pewartaan Yesus mengalami kesan seperti itu. Penginjil Lukas menampilkan reaksi yang amat berlawanan dari orang-orang sekampung Yesus. Hal baru ditampilkan Yesus yaitu mengjar dengan penuh wibawa dan menyembuhkan orang sakit dengan bersabda. Dengan itu Lukas menampilkan kekuatan dari kata-kata Yesus. Dengan itu kepada kita ditampilkan kekuatan dari Sabda. Sabda Allah memang menyembuhkan, menciptakan, menghalau kekuatan jahat dan juga membaharui. Hal itu dialami langsung oleh orang-orang di Kafarnaum dan juga orang yang kerasukan roh jahat. Kita menjadi sadar dengan merenungkan perikop ini bahwa Sabda Allah memiliki kekuatan yang amat sangat bila orang membuka hati untuk membiarkan disapa oleh Sabda itu. Dalam hal ini Sabda dan Pribadi Yesus tidak dipisahkan. Sabda adalah Yesus sendiri. Membuka hati kepada Sabda, kepada Kristus membuat manusia menjadi sembuh, dikuatkan dan dibaharui. Kita diajak untuk sungguh-sungguh membuka hati kepada Sang Sabda yaitu Yesus Kristus sendiri. Tuhan Yesus, berilah aku hati yang selalu terbuka padaMu untuk merasakan kuat kuasaMu dalam hidupku. Amin
Copyright © 31 Agustus 2009, by Paulus Tolo SVD

Minggu, Agustus 30, 2009

270. Pentingnya memiliki visi dan misi dalam hidup

Senin, 31 Agustus 2009 Bacaan: Lukas 4, 16 - 30
Injil hari ini mengisahkan pengalaman Yesus di kampungnya sendiri. Ia tampil sebagai seorang pemuda yang cakap dalam membawakan amanat Sabda. Ia menyatakan dirinya sebagai pemenuhan janji yang diterima Israel sejak dahulu kala lewat para nabi yaitu saat keselamatan, saat mesias. "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya". Satu pernyataan yang amat meyakinkan dari Yesus kepada orang banyak di kampung halamannya sendiri. Dari satu pernyataan ini kita langsung dapat merasakan betapa Yesus mengenal dirinya sendiri, perutusanya dan tujuan hidupnya. Pernyataan Yesus ini merupakan awal mula dari penampilan Yesus di depan umum. Suatu pewartaan mengenai identitas dirinya di hadapan banyak orang. Penginjil Lukas menempatkan kata-kata Yesus yang berasal dari pengenalan diri yang amat mendalam pada awal karya Yesus, pada awal hidup Yesus di hadapan umum. Lukas menempatkan peristiwa itu persis di kampung halamannya sendiri, anggota keluarganya. Rupanya untuk menyatakan bagaimana reaksi orang banyak atas karya dan pewartaanya. Reaksi dari orang sekampung dan sekeluarga menjadi cerminan dari reaksi dari orang sebangsanya yang menolak secara definitif pewartaan dan dirinya sendiri dalam bentuk kematian. Pengalaman Yesus ini berlaku untuk setiap kita entah sebagai pribadi maupun sebagai komunitas. Dalam situasi apapun dan dalam status hidup apapun, kita perlu mengenal identitas diri kita sebenarnya, apa perutusan kita dan apa tujuan kita. Atau dalam istilah yang sudah sering diperdengarkan dalam berbagai lembaga atau institusi: visi dan misi. Dengan itu kita dapat menghayati hidup seturut apa yang kita temukan itu. Hal ini amat penting agar hidup kita sungguh berarti. Orang yang selalu hidup dalam kesadaran seperti ini akan membawa banyak buah dalam seluruh perjalanan hidup selanjutnya. Tuhan, kirimlah Roh Kudus untuk membantu saya mengenal diriku sendiri dan membangun hidupku dalam terang itu. Amin.
Copyright © 30 Agustus 2009, by Paulus Tolo SVD