Copyright © 22 Februari 2009 by Anselm Meo SVD
Copyright © 22 Februari 2009 by Anselm Meo SVD
Hari Minggu ini kita mendengarkan kisa penyembuhan yang dialami oleh orang lumpuh. Orang lumpuh ini dihantar oleh orang banyak. Dari sekitan banyak orang tersebut ada empat orang yang mengangkat tilang tempat orang lumpuh itu tidur. Sungguh menarik kisah ini. Markus melukiskan secara hidup perjuangan dari orang banyak yang menghantar si lumpuh. Penginjil tidak melukiskan relasi macam apa yang ada antara si sakit dan orang banyak. Si lumpuh adalah seorang pribadi tanpa nama; orang banyak juga tanpa keterangan relasinya dengan si lumpuh.
Penginjil Markus dengan cara begitu mau menunjukkan sesuatu yang amat mendalam yaitu soal tanggungjawab orang banyak terhadap keselamatan si lumpuh. Orang banyak yang tanpa identitas ini bisa menunjuk pada kelompok orang apa saja: entah itu keluarga, jemaat di kelomok, lingkungan atau stasi atau paroki dst.nya. Demikian juga si lumpuh bisa menunjuk pada siapa saja yang tidak bisa menolong dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain: entah sakit benaran, entah orang yang tersesat, dst.nya.
Jemaat, orang banyak yang sudah mengenal Yesus mempunyai tanggungjawab untuk menghantar orang lain( entah itu anggota jemaatnya ataupun orang lain yang ada di luar jemaat) untuk mengalami keselamatan, mendapatkan kembali daya hidup, mendapatkan kembali perannya dalam kehidupan sosial, religius, mendapatkan kembali martabatnya yang telah hilang atau rusak.
Pewartaan mengenai Kerajaan Allah mendapatkan perwujudannya dalam perbuatan menyelamatkan orang yang ada dalam masyarakat untuk menemukan keselamatan dan kebahagiaan, dalam perbuatan mengampuni dan menyembuhkan.
Ya Tuhan, sadarkanlah kami semua para pengikutMu akan tanggungjawab kami menyelamatkan dan menyembuhkan orang lain yang ada di sekitar kami. Amin
Copyright © 21 Februari 2009 by Paulus Tolo SVD
Kisah injil hari ini menampilkan penyembuhan seorang buta di luar sebuah kampung (Betsaida). Markus melukiskan Yesus yang sedang dalam perjalanan, beralih dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal yang menarik dari peristiwa penyembuhan ini adalah proses membawa atau lebih tepat menghantar. Awalnya orang banyak (penduduk kampung) menghantar orang buta kepada Yesus. Lalu Yesus membawa orang buta itu keluar kampung. Markus kelihatannya mau setia dengan proses pendidikan iman yang sedang dibuat oleh Yesus sehingga ia menampilkan tindakan menghantar. Sekali lagi Yesus menjadi seorang pendidik iman yang luar biasa. Ia tidak memaksa orang untuk segera mengenal dia sebagai Tuhan. Yesus menekankan proses, tidak buru-buru. Karena yang buru-buru seringkali tidak bertahan lama dan mendalam.
Kita temukan lagi proses ini amat mirip dengan proses yang terjadi dalam sejarah Israel di padang gurun. Musa menghantar Israel keluar dari Mesir untuk melihat dan memahami secara perlahan-lahan Yahweh yang mengasihi Israel. Setelah di padang gurun dan mengenal Yahweh dan mengakuinya sebagai Tuhan dan Allah mereka, Israel diminta tidak pulang kembali ke Mesir. Bangsa Israel pernah menggerutu dan minta kembali ke Mesir untuk mengalami kenikmatan yang tersedia di Mesir. Yesus berbuat yang sama terhadap orang buta itu. Setelah orang buta mampu melihat dengan jelas manusia lainnya (= Allah telah menjadi manusia), si buta disuruh oleh Yesus "jangan masuk kampung". Suatu perintah untuk tidak kembali kepada keadaan masa silam.
Perjalanan iman memang menuntut kita melepaskan apa yang telah diyakini di sebelumnya. Pegangan baru adalah Tuhan Yesus yang dikenal melalui pengalaman pertemuan pribadi dengan dia. Kalau kita terus menerus terpaut dengan keadaan lama, tidak sungguh memutuskan hubungan dengannya maka sulitlah kita mengakui Yesus sebagai Tuhan kita. Tugas pewartaan adalah menghantar jemaat untuk keluar dari keadaan lama dan tidak memasukinya lagi.
Tuhan Yesus, semoga aku dapat mengikuti proses pendidikan iman ini dengan hati terbuka dan mengakui Engkau sebagai Juru Selamatku. Amin
Injil hari ini melukiskan perasaan yang amat manusiawi dari Yesus terhadap para muridnya. Markus melukiskan dengan amat gamblang dan menggunakan kata-kata yang amat dekat dengan perbendaharaan kata-kata dalam Perjanjian Lama. Kata-kata seperti "degil hati, mempunyai mata tapi tidak melihat, mempunyai telinga tetapi tidak mendengar, tidak memahami dan mengerti" amat sering ditemukan di dalam Perjanjian Lama untuk melukiskan sikap orang Israel terhadap Tuhan, terhadap pewartaan para nabi. Kata-kata yang dipakai Allah untuk melukiskan sikap Israel kini dipakai oleh Yesus untuk melukiskan sikap para muridnya. Dengan demikian kita bisa melihat kelanjutan dari Israel dalam Perjanjian Lama dan Israel baru dalam diri para murid.
Sikap lambat untuk memahami, atau lebih tepat tidak mau memahami; tidak mau melihat dan menyadari adalah sikap-sikap yang amat sering ditemukan dalam proses pendidikan apapun jenisnya. Dalam kasus para murid yang dilaporkan oleh Markus, proses pendidikan iman para muridlah yang menjadi pokok persoalan. Seperti Musa yang kesal dengan sikap Israel yang bertegar tengkuk selama pengembaraan di padang gurun, kini Yesus juga mengalami hal yang sama dengan para murid. Yesus dengan tajam mengeritik sikap para murid yang lamban atau enggan untuk percaya. Sekalipun Yesus melihat dengan mata kepala sendiri ketegaran hati para murid, Dia tidak mengusir mereka atau menyuruh mereka berhenti untuk mengikuti dia. Pernyataan yang keras "Masihkah kamu belum mengerti?" pada akhir perikop dapat kita rasakan sebagai satu kesimpulan yang besifat ajakan. Seakan-akan Yesus berkata "Dari apa yang engkau alami, pahamilah bahwa Akulah Mesias yang dinantikan itu; Mesias yang membawa manusia kepada keselamatan".
Menjadi jelaslah bagi kita bahwa pendidikan iman untuk sampai pada pengakuan akan Yesus sebagai Tuhan, Penyelamat, Putra Allah bukanlah satu proses sekali jadi atau dalam waktu yang singkat. Ada yang cepat memahami dan mengakui Yesus sebagai Tuhan; ada pula yang lambat. Dengan demikian apa yang terjadi dengan para murid Yesus dalam injil hari ini adalah pengalaman jemaat yang sedang dalam proses untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan. Bisa terjadi bahwa ada banyak kesalah pahaman muncul dalam proses ini. Namun yakinlah bahwa semua itu menghantar kepada iman yang mendalam dan pribadi akan Yesus.
Tuhan Yesus, tegurlah aku bila aku seringkali lamban dalam mengakui Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Amin
Copyright © 16 Februari 2009 by Paulus Tolo SVD