Selasa, 24 Maret 209
Masa Puasa
Bacaan : Yoh 5: 1-3, 5-16
Sebuah pengandaian yang masuk akal. Bagaimana seandainya kita berada di tempat orang lumpuh itu dan menerima perintah Yesus, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu!" sementara hari itu adalah satu hari yang diharamkan untuk bekerja seperti halnya Sabat?
Yesus menyembuhkan si lumpuh persis pada hari Sabat. Dia memerintahkan si lumpuh untuk membawa tempat tidurnya, ketika ia menyadari bahwa itulah mukjisat yang ditujukan kepadanya. Sebagai orang Yahudi, si lumpuh pasti tahu dengan baik bahwa hari itu hari Sabat. Dia pasti bergulat dengan ketaatan kepada hukum Yahudi dengan keinginan untuk melaksanakan Sabda Yesus yang berarti membawa kesembuhan baginya. Dia akhirnya memilih mengikuti Sabda Yesus karena Sabda itu membawa rahmat yang sangat berarti baginya, yang kiranya jauh lebih besar dari hari Sabat. Dia akhirnya tahu dan mendengar sendiri bahwa Dia yang memerintahkannya untuk bangun dan mengangkat tempat tidur adalah seorang Tuhan atas hari Sabat.
Penginjil Yohanes mengisahkannya demikian, "Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
Peristiwa yang dikisahkan Injil ini bisa kita sejajarkan dengan keadaan kita ketika kita menerima Sakramen Baptis. Kita tahu benar bahwa dengan sakramen ini, kita semua diintegrasikan ke dalam saat Mesias, kita dibebaskan dari kelumpuhan akibat dosa dan kita menerima juga perintah yang sama untuk bangun dan mulai membawa buah-buah kehidupan baru yang kita terima dari Allah.
Dengan merenungkan Injil hari ini, kita diingatkan sekali lagi tentang makna baptisan yang kita terima itu dan diajak lagi untuk lebih memperhatikan sikap kita terhadap hukum. Kita harus lebih takut untuk jatuh lagi ke dalam perhambaan dosa. Dan persis inilah maksud mulai dari masa Puasa itu sendiri, suatu masa ketika kita masih boleh bertanya, bagaimana sesungguhnya status kita berkaitan dengan dosa, berkaitan dengan rahmat Allah.
Seperti halnya kepadaorang lumpuh tadi, Yesus juga memanggil kita satu persatu untuk bertobat. Dia sendiri memberikan diriNya sebagai orang yang menghubungkan kita dengan BapaNya. Dan Dia pula memberikan kepada kita kesembuhan serta pengampunan dari dosa-dosa kita. SabdaNya kepada si lumpuh kini ditujukan lagi kepada kita: Bangunlah, bawalah bersamamu tempat tidurmu, dan pergila, hiduplah secara baru dan buatlah kebajikan senantiasa."
Tuhan Yesus, semoga SabdaMu memampukan kami untuk menemukan sendiri tugas dan kerasulan mana yang mesti kami hidupkan pada masa Puasa ini dan seterusnya. Amin.
Copyright © 23 Maret 2009 by Ansel Meo SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar