Senin, 20 Juli 2009
Peringatan Santu Apolinarius - Uskup Dan Martir
Masa Biasa
Bacaan: Matius 12: 38 - 42
Menurut anda, apa yang akan Yesus komentari tentang kehidupan manusia angkatan ini atau orang-orang zaman ini? Hari ini, Santu Matius mengingatkan kita tentang peringatan tegas dan keras dari Yesus terhadap orang-orang pada zaman-Nya setelah mereka menuntut sebuah tanda dari-Nya. Menuntut merupakan karakteristik orang-orang Yahudi pada zaman-Nya. Mereka menuntut tanda-tanda dari pada utusan Allah terutama demi membuktikan klaim tertentu tentang status mereka. Yesus mempersalahkan mereka terutama dalam hubungan dengan semangat kemunafikan.
Gambaran tentang kemunafikan sering digunakan dalam Kitab Suci untuk menjelaskan tentang kemurtadan atau ketidaksetiaan kepada Allah. Ketika para pemimpin Agama memaksa Yesus untuk memberikan bukti atas klaim diri-Nya sebagai Putra Allah, Ia dengan tegas mengatakan bahwa diri-Nya sendiri adalah tanda itu sendiri; dan bahwa mereka tidak perlu mengharapakan bukti lebih jauh dari Surga daripada diri-Nya sendiri. Yesus kemudian membungkam kemunafikan mereka dengan memberikan contoh tentang pengalaman Nabi Yunus dan ratu dari Syeba. Dikatakan bahwa orang-orang Ninive mengenali peringatan Allah lalu bertobat ketika Nabi Yunus berbicara kepada mereka (Yunus 3:5). Dan ratu dari Syeba mengakui kebijaksanaan Allah dalam diri raja Salomon (1 Raja 10: 1-9). Nabi Yunus adalah tanda Allah dan wartanya adalah Sabda Allah kepada umat Ninive. Sayang sekali bahwa para pemimpin Agama tidak rela menerima tanda dihadapan mata mereka sendiri. Mereka pernah menolak warta Santu Yohanes Pembaptis dan kini mereka menolak Yesus sebagai satu-satunya utusan Allah, bahkan Putra Allah sendiri.
Tuhan Yesus melalui anugerah Roh Kudus menawarkan kepada kita kebebasan dari dosa dan kebodohan dan Ia memberikan kita kebijaksanaan dan pemahaman sehingga kita boleh bertumbuh dalam pengetahuan akan Allah dan tahu tentang jalan-jalan-Nya. Apakah kita haus akan Allah dan akan kebijaksanaan yang datang dari atas, dari Surga? Rasul Yakobus pernah bilang begini: “Kebijaksanaan atau hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik” (Yak 3:17). Orang yang plinpan dan munafik tidak dapat menerima jenis kebijaksanaan ini. Jika kita ingin menjadi bijaksana di jalan-jalan Allah, maka kita harus merendahkan diri dihadapan Allah, memasrahkan hati dan pikiran kita kepada kehendak-Nya bagi hidup kita. Orang yang lurus hati dan pikiran hanya menghendaki satu hal, yakni Allah menjadi sumber segala kebijaksanaan, kebaikan, kebenaran, dan pengetahuan. Apakah anda ingin menjadi seorang bijak dan penuh cinta kasih sebagaimana Allah adalah Sang Bijak dan Sang Cinta itu sendiri? Mohonlah kepada Roh Kudus untuk memenuhi engkau dengan kebijaksanaan yang datang dari atas dan membebaskan hatimu dari segala yang dapat menyembunyikan tindak cinta kasih Allah dalam kehidupanmu.
“Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan Roh Kudus sehingga aku boleh bertumbuh dalam kebijaksanaan dan pengetahuan tentang cinta dan kebenaran-Mu. Bebaskanlah aku dari keangkuhan diri dan kemunafikan sehingga aku boleh seutuhnya berhasrat untuk melakukan apa yang berkenan kepada-Mu.” Amin.
Copyright@20 Juli 2009, by: P. Paskalis B. Keytimu, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar