Kamis, 12 Maret 2009
Masa Puasa
Bacaan: Lukas 16, 19 - 31
Dalam perikop injil hati ini, Santo Lukas melukiskan perumpamaan Yesus yang ditujukan kepada orang-orang Farisi. Sebutan orang Farisi dikenakan kepada sekelompok orang Yahudi yang saleh yang amat memperhatikan pelaksanaan hukum taurat. Dengan demikian mereka menganggap diri sebagai anak Abraham karena taat sekali pada kehendak Allah yang tertulis dalam hukum taurat itu. Dengan keyakinan ini mereka merasa diri akan memiliki hidup yang kekal.
Justru cara pikiran inilah yang hendak dilawan oleh Yesus dengan menyodorkan perumpamaan orang kaya dan Lazzarus yang miskin. Percaya akan asal usul keluarga sebagai turunan Abraham atau sekurang-kurangnya memiliki kepercayaan yang sama seperti Abraham, menurut Yesus belum menjamin akan memiliki hidup yang kekal. Yesus menunjuk sesuatu yang lain yaitu tindakan nyata berupa karya karitatif membantu sesama yang sedang menderita, sesama yang tak dikenal dan ditelantarkan. Orang-orang seperti ini ditemukan di mana-mana malah di depan pintu rumah, bahkan dalam rumah sendiri.
Kalau kita merenungkan perikop ini dalam suasana masa puasa, maka teks ini mengungkapkan sisi lain dari puasa. Sisi lain itu adalah melepaskan belenggu kemiskinan dan kesengsaraan, penyakit dan peperangan, ketidakadilan dan keserakahan yang ditemukan dalam setiap situasi dimana kita ada dan hidup.
Tindakan nyata dalam hal-hal ini merupakan pengungkapan iman yang konkrit. Percaya kepada Allah mesti nyata dalam tindakan konkrit mengasihi, menerima dan melepaskan belenggu kesengsaraan sesama yang dijumpai.
Ya Tuhan, berilah saya kepekaan hati untuk mengungkapkan iman saya dalam perbuatan nyata membantu sesama keluar dari kesengsaraan yang membelenggunya. Amin
Copyright © 12 Maret 2009, by Paulus Tolo SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar