Jumat, 16 Oktober 2009
Bacaan : Lk 12, 1-7
Adalah wajar bahwa setelah berbagai peringatan keras yang dialamatkan kepada orang Farisi, para ahli Taurat dan cendikiawan Yahudi, Yesus merasa perlu memberikan kata-kata yang menenangkan semua orang yang sedang dengan semangat mendekatiNya dan senang berada di dekatNya. Bahwa cara hidup para elit Yahudi dikritisi oleh Yesus, kita sudah mendengarnya dalam permenungan kita sebelumnya. Hari ini Yesus merangkumkan kata-kataNya dengan mengingatkan mereka yang sedang mengikuti Dia.
KataNya, "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi..." Sama seperti Sabda Tuhan yang diwartakan Yesus akan berkembang bagaikan ragi, demikian jugalah kemunafikan yang diajarkan oleh para ahli Taurat ini bisa juga berkembang subur bagaikan ragi. Nah di sini diperlukan pilihan kritis para murid Yesus, untuk memilih mana yang penting dan berguna. Dan pilihan untuk memilih tentu diarahkan untuk memilih yang baik, yang dihasilkan oleh Sabda Tuhan sendiri.
Bahwa akan ada penyesatan yang juga bakal berkembang biak, itu tak dapat dipungkiri juga oleh Yesus. Tetapi berhadapan dengan penyesatan dan tantangan itu, seorang murid Yesus tak perlu takut. Demikian kata Yesus lebih lanjut, "Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!"
Para murid Yesus diberanikan untuk menghadapi tantangan dalam bantuan Tuhan. Ajakan jangan takut sesungguhnya untuk mengingatkan para murid bahwa yang menjadi jaminan bagi mereka tak lain ialah Dia yang adalah pemberi hidup sejati, Dia yang adalah sumber kebenarna sejati. Keinginan untuk mengarahkan hati dan hidup bersumber pada Dia inilah yang akan mengatasi segala ketakutan. Karena itu walaupun para murid mesti berhati-hati terhadap adanya penyesatan, tapi tak perlu takut karena yang menjamin hidup mereka tak lain adalah Tuhan sendiri.
Tuhan Yesus, sabdaMu meneguhkan hati kami. Kami memang perlu hati-hati dan penuh pertimbangan, tetapi jika kami mesti menderita, kami memiliki Engkau sebagai jaminan kehidupan kami. Terimakasih Tuhan. Amin.
Copyright © 15 Oktober 2009, by Anselm Meo SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar