Kamis, 15 Oktober 2009
Bacaan : Lk 11, 47-52
Bukan rahasia lagi kalau dewasa ini ada banyak orang yang tak mau peduli lagi dengan urusan agama. Kata mereka, 'itu urusan pribadi, dan tak perlu orang lain mengatur saya'. Mungkin benar itu urusan pribadi, tapi tokh ada banyak juga yang secara sistematis menghalangi orang lain untuk menghargai agama dan penghayatannya. Simak saja pergunjingan apakah salib perlu ada di tempat umum, di ruangan kelas, dsbnya.
Yesus dalam Injil hari ini menentang para ahli Kitab Suci bukan karena mereka adalah ahli di bidang Kitab Suci dan Sabda Tuhan, tetapi karena cara mereka yang secara sistematis berusaha menghalangi orang yang mau mendengarkan Sabda Tuhan. KataNya, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi."
Para ahli Kitab ini seperti halnya para nabi di jaman terdahulu adalah mereka yang mengemban tugas mulia yakni penyambung lidah dan juru bicara Allah dengan menyampaikan Sabda Allah. Mereka dihormati karena tugas ini. Dan ketika mereka berhadapan dengan Yesus yang mengemban tugas yang sama seperti mereka, bahkan menjadi tanda besar kehadiran Allah yang menyertai umatNya, mereka justru mempengaruhi orang banyak untuk tidak mempercayai Yesus. Mereka menghalangi orang banyak untuk mendengarkan Sabda Allah yang keluar dari mulut Yesus. Hal inilah yang ditentang Yesus.
Bahwa walaupun tahu tetapi mereka tak percaya kepada Allah dan mendengarkan SabdaNya, itu urusan mereka. Terserah mereka untuk tinggal dalam kedegilan hati mereka. Bahwa mereka mau tak selamat, itu tak soal, tetapi jangan menghalangi orang untuk selamat. Jangan sampai orang lain tak percaya karena pemberitaan mereka. Kalau ini sampai terjadi maka mereka sungguh celaka. Mereka akan dimintai pertanggungan jawab.
Sebuah himbauan untuk kita para pengikut Yesus jaman ini. Kalau ada keraguan dalam hal iman, itu hal biasa, karena keterbatasan manusiawi kita membuat kita ragu dan tak mengerti. Tetapi jangan sampai keraguan itu diajarkan dan disebarkan kepada yang lain dan mempengaruhi orang untuk tak percaya. Hal ini bisa terjadi dalam keluarga kita ketika orangtua mempengaruhi anak untuk tak percaya kepada Tuhan, bisa terjadi di ruang kelas ketika para guru dan profesor mengajarkan sesat, bisa juga terjadi di ruang publik, ketika para pengambil kebijakan mengkampanyekan sesuatu yang melawan iman. Semua kita akan diminta pertanggungan jawab, bila kita membuat orang sesat.
Tuhan Yesus, semoga kami ingat selalu bahwa sungguh berbahaya bagi kami kalau kami berusaha menjauhkan orang lain daripadaMu. Kiranya SabdaMu mengingatkan kami untuk memberikan kemungkinan agar banyak orang datang dan mendengarkan kebijaksanaanMu. Amin.
Copyright © 14 Oktober 2009, by Anselm Meo SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar