Selasa, 28 Juli 2009
Masa Biasa
Bacaan: Matius 13: 36-43
Selalu menarik membaca perumpamaan Yesus tentang Kerajaan Surga. Gambaran yang Yesus gunakan umumnya akrab dengan kehidupan para petani, seperti menanam, membersihkan, memetik dan memisah-misahkan buah-buah yang baik dari buah-buah yang rusak. Rumput liar, atau ilalang dapat mengganggu bahkan merusakkan benih yang baik jika tidak dipisahkan dan dibersihkan pada waktu yang tepat. Kendati demikian, membersihkan secara dini rumput-rumput liar, dapat juga mengganggu proses pertumbuhan benih-benih yang baik.
Sebagaimana realitas alamiah mengajarkan kita untuk bersabar, demikian kesabaran Allah, juga mengajarkan kita untuk melindungi Sabda-Nya yang telah ditanamkan dalam hati kita dan selalu berwaspada terhadap dosa dan kejahatan yang merusakkan Sabda Allah. Sabda Allah membawa kehidupan, sementara Setan selalu berusaha untuk menghancurkan-Nya. Memang, Allah tidak akan terburu-buru mengadili tetapi hari dan saat pengadilan itu akan tiba. Dan pada hari pengadilan itu, Allah akan mengganjari masing-masing orang sesuai dengan apa yang telah mereka taburkan dan tuai dalam hidup ini. Yang pasti bahwa Allah akan memisahkan yang baik dari yang jahat. Apakah anda mengizinkan Sabda Allah berakar secara mendalam dalam hatimu?
Perumpamaan Yesus pada hari ini pun mengajarkan kita untuk tidak terlampau bersemangat mengadili orang lain, yang menurut kita jahat, tidak kudus seperti kita yang kekudusannya pun tidak nampak. Yesus mengingatkan kita bahwa kebaikan dan kejahatan – keduanya ditaburkan dalam hati setiap orang bagai benih yang berkecambah, dan pada waktunya menghasilkan buah-buah yang baik atau buah-buah yang rusak. Charles Read pernah berkata: “Menabur suatu tindakan dan engkau menuai suatu kebiasaan. Menabur suatu kebiasaan dan engkau menuai suatu watak/karakter atau sifat. Menabur suatu karakter dan engkau menuai suatu nasib/takdir.” Pada hari pengadilan, masing-masing kita akan menuai apa yang telah kita taburkan dalam hidup ini. Mereka yang menaburkan yang baik akan bersinar dalam Kerajaan Bapa. Mereka akan menyinarkan cahaya keindahan, kegembiraan dan keutuhan cinta Allah. Karena itu, jangan terlampau cepat atau keburuh mengadili. Tetapi, marilah kita bahu-membahu dalam perjuangan untuk mengizinkan cinta Kristus meraja dalam hati kita, sehingga terpantul cahayanya dalam tindakan-tindakan kita.
“Tuhan Yesus, semoga cinta-Mu yang meraja di hatiku dan membarui hidupku sehingga aku boleh menabur apa yang baik, pantas dan berkenan kepada-Mu.” Amin.
Copyright@ 28 Juli 2009, by: P. Paskalis B. Keytimu, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar