Kamis, 18 Juni 2009
Masa Biasa
Bacaan: Matius 6: 7-15
Apakah anda berdoa dalam suasana hati yang menggembirakan dan penuh percaya diri? Apakah kita berdoa karena terikat oleh aturan yang telah ditentukan? Sama seperti yang dilakukan oleh orang-oroang Yahudi – ada doa formal yang ditentukan untuk dijalankan 3 kali dalam sehari. Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan para murid-Nya perihal formalisme, menentang doa yang dilakukan secara mekanis dan mengabaikan maknanya. Ketika Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk berdoa, Ia memberikan kepada mereka doa yang pantas bagi seorang murid, yang kita kenal dengan Doa Bapa Kami, atau Doa Tuhan. Doa ini memberi kita keberanian untuk menyapa Allah sebagai “Bapa Kita” dan dengan penuh kepercayaan diri memohon apa saja yang kita butuhkan untuk hidup sebagai putra-putri Allah.
Menjadi anak-anak Allah dan menyapa Allah sebagai Bapa – kenyataan ini meluluh merupakan hadiah Roh Kudus. Roh Kudus yang menyanggupkan kita untuk dapat mengenal Allah secara pribadi dan menyapa Allah, Abba, yang berarti Bapa” (Rom 8:15). Kita dapat mendekatkan diri kepada Allah Bapa kita dengan penuh percaya diri karena Yesus Kristus telah membukakan jalan menuju Surga bagi kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Apabila kita memohon bantuan kepada Allah, tentulah Allah tidak memberikan apa yang tidak patut/pantas kita terima. Malahan Allah menjawab permohonan kita dengan rahmat, kemurahan hati dan belaskasih. Ini adalah sifat dasar Allah dalam mencintai dengan penuh kedermawanan dan mengampuni dengan penuh kerahiman. Ketika kita memohon, Allah Bapa kita justru memberikan lebih dari apa yang kita butuhkan sehingga kita dapat memiliki sesuatu yang sebetulnya dimaksudkan untuk dibagi-bagikan juga dengan sesama yang sungguh-sungguh membutuhkannya.
Allah adalah sungguh baik dan penuh pengampunan terhadap kita dan Ia mengharapkan kita untuk memperlakukan sesama kita dengan takaran yang sama. Apakah anda dan saya memperlakukan sesama kita dengan pantas, atau memperlakukan mereka sebagaimana Tuhan memperlukan kita dengan penuh belaskasih? Doa Yesus sekaligus mengandung suatu perintah agar kita memohon Allah untuk mengampuni kita sebagaimana kita mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Memohon Allah untuk membebaskan hati kita dari kungkungan kemarahan, kepahitan, dendam, kebodohan, acuh tak acuh, atau sikap dingin terhadap sesama. Marilah kita buka hati kita bagi Roh Kudus untuk mengisi dan memenuhi hati kita dengan api cinta yang berkobar-kobar, penuh belaskasih dan dengan aliran sungai belaskasih dan kebaikan.
“Bapa kami di Surga, Engkau telah memberikan kepadaku pikiran untuk mengenali Dikau, kehendak untuk melayani Dikau, dan hati untuk mencintai-Mu. Anugerahkanlah juga kepadaku hari ini, rahmat dan kekuatan untuk memeluk erat kehendak-Mu yang kudus serta penuhilah hatiku dengan cinta-Mu sehingga segala intensi, niat dan tindakanku boleh berkenan kepada-Mu. Berikanlah kepadaku rahmat untuk menjadi lebih dermawan dalam pikiran, sanggup memperhatikan mereka yang sedang berada dalam kebutuhan dan menyuarakan cinta kasih kepada semua orang.” Amin.
Copyright@17 Juni 2009, by: P. Paskalis B. Keytimu, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar