Rabu, 16 Juni 2009
Masa Biasa
Bacaan: Matius 6:1-6.16-18
Mengapa Yesus mengingatkan para murid-Nya akan pentingnya “berdoa, berpuasa dan memberi sedekah”? Orang-orang Yahudi memandang ketiga hal ini sebagai pekerjaan utama dari kehidupan keagamaan. Ketiganya dilihat sebagai tanda-tanda kunci yang menentukan kesalehan seseorang, tiga pilar agung yang menjadi penyangga utama kehidupan yang baik. Yesus justru menekankan soal hati (inti) dari berdoa, berpuasa dan memberi sedekah. Ia menantang murid-murid-Nya dengan pertanyaan: Mengapa kamu berdoa, berpuasa dan memberi sedekah? Apakah kamu melakukannya agar orang-orang lain melihatnya dan berpikir positip tentang engkau, dan menaruh rasa hormat yang besar kepadamu? Atau, kamu melakukan demi memuliakan Allah? Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk tidak mencari kemuliaan bagi diri sendiri. Kesalehan yang sejati adalah sesuatu yang lebih dari apakah orang lain memandang engkau baik dan menganggap engkau kudus. Kesalehan yang sejati adalah kesetiaan yang penuh cinta kepada Allah. Itu merupakan suatu sikap pesona/kagum, penghormatan yang mendalam, penyembahan dan ketaatan yang total. Itu merupakan suatu hadiah dan karya Roh Kudus yang menyanggupkan kita untuk bertekun dan setia kepada Allah dengan hasrat yang kudus demi mempersilahkan Allah dalam segala situasi dan kondisi hidup kita (bdk. Yes 11:1-2).
Apa ganjaran pasti yang Yesus nyatakan kepada para murid-Nya? Ganjarannya adalah komunio/persatuan dengan Allah, Bapa kita. Hanya di dalam Allah, kita menemukan kepenuhan kehidupan dan kebahagiaan, kebenaran dan cinta serta kegembiraan. Santu Agustinus, Uskup agung dari Hippo pada abad ke-4, menulis doa berikut dalam bukunya yang berjudul Confessions (Pengakuan): “Apabila aku secara sempurna dipersatukan dengan Dikau, ya Allah, di sana tak akan ada lagi duka nestapa, atau godaan-godaan/percobaan-percobaan; hanya dinaungi sepenuhnya oleh Dikau, hidup akan menjadi sempurna.” Tuhan mengganjari mereka yang mencari Dia dalam kerendahan hati dan hati yang bertobat. Ia membarui kita setiap hari dan memberikan kita hati baru yang mencintai dan penuh belaskasih sehingga kita boleh melayani Dia dan sesama dengan hati yang penuh gembira dan dermawan. Kita tentu ingin bertumbuh di jalan keselamatan ini, maka carilah Tuhan dengan penuh pengharapan dalam doa; dengan berpuasa dan dalam kemurahan hati dalam memberi kepada mereka yang sungguh-sungguh membutuhkan uluran tangan kasih.
“Tuhan Yesus, berikanlah kepadaku iman yang hidup, harapan yang kokoh, kemurahan hati yang mendalam, dan cinta yang agung kepada-Mu. Ambillah daripadaku segala yang suam-suam dalam merenungkan Sabda-Mu, dan kepudaran dalam doa. Anugerahkanlah kepadaku kegairahan dan kesukaan dalam memikirkan Dikau dan rahmat-Mu. Penuhilah hatiku dengan rasa peduli terhadap sesama, khususnya orang-orang yang berada dalam kebutuhan. Hanya dengan demikian, aku disanggupkan untuk menjawabinya dengan penuh kemurahan hati”. Amin.
Copyright@15 Juni 2009, by: P. Paskalis B. Keytimu, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar