Dalam kisah ini Yohanes melukiskan ketegangan yang semakin tinggi antara orang Yahudi dan Yesus dari Nasareth. Yohanes melukiskan ketegangan sekian rupa sehingga nampak bahwa yang terjadi adalah persaingan jumlah pengikut. Para pemimpin agama Yahudi melihat bahaya kehilangan pengikut di antara orang Yahudi. Sudah banyak orang yang berbalik dan menjadi percaya kepada Yesus. Bila ini berlangsung terus maka akan terjadi kekerasan fisik antara para pengikut agama Yahudi dan para pengikut Yesus. Dengan demikian orang Roma akan datang menyerang orang Yahudi yang sedang saling berkelahi itu sehingga musnahlah orang Yahudi seluruhnya. Untuk mencegah hal itu terjadi, pemimpin muda yang sedang naik daun ini, Yesus dari Nasareth dibunuh saja.
Itulah jalan pikiran yang disampaikan oleh Kaifas, Imam Agung yang sedang berkuasa pada masa Yesus. Jelaslah bahwa di mata pemimpin agama Yahudi masa itu, Yesus menjadi batu sandungan bagi ketenangan mereka selama ini. Yesus dijadikan kambing hitam atas berkurangnya para pengikut pemimpin agama Yahudi. Dari jalan pikiran agama mereka Yesus dari Nasareth itu memang pemuda luar biasa. Tapi mereka tidak sampai pada kesimpulan bahwa Yesus memang Anak Allah karena melakukan berbagai tanda bahwa Mesias telah datang.
Ketika bangsa Indonesia sedang hangat-hangatnya memasuki hari-hari penting untuk menentukan pilihan Wakil Rakyat dan Pemimpin Negara, kisah Yesus ini memberikan banyak inspirasi. Persaingan pengaruh atau pengikut amat nampak pada saat kampanye. Setiap orang akan berusaha menyingkirkan pesaingnya dengan berbagai cara.
Kisah Yesus menjadi nyata dan berbicara banyak pada saat ini. Kita bisa melihat bahwa kisah Yesus adalah kisah kita. Satu hal pasti bahwa demi memiliki dan mempertahankan pengaruh atas banyak orang, orang bisa mengorbankan apa saja, bahkan menghilangkan sesama manusia, orang-orang sebangsa.
Tuhan Yesus, kisah hidupMu adalah kisah kami. Semoga aku menjadi sadar bahwa apa yang aku sering menjadi pelaku dalam kisahMu itu yang terjadi pada masa ini dalam bentuk yang lain. Amin.
Copyright © 03 April 2009 by Paulus Tolo, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar