Dari bacaan Injil hari ini, kita mesti bertanya, mengapa orang Yahudi begitu membenci Yesus? Apakah yang telah dibuat Yesus? Atau apakah Yesus memang berbuat jahat terhadap mereka? Kebencian mereka kepada Yesus bukanlah karena Ia melakukan sesuatu yang buruk terhadap mereka, tetapi karena Ia memberikan kesaksian dalam kata dan dalam perbuatanNya tentang kebenaran, yang untuk mereka sungguh-sungguh tak bisa mereka terima. Pewartaan dan ajaran Yesus menelanjangi praktek-praktek keagamaan mereka, yang kelihatannya bagus tetapi di dasarnya menyembunyikan segala praktek ketidakadilan kepada yang lemah, miskin dan orang asing.
Itulah yang dikedepankan Yesus dalam Injil hari ini, sebagaimana Yohanes melukiskannya, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Perdebatan tentang kebebasan oleh karena orang Yahudi adalah keturunan Abraham dijawab Yesus dengan cara menunjukkan bahwa apa yang dibuat Abraham yakni percaya dan hidup dalam kebenaran yang diterimanya dari Allah sama sekali tidak dijalankan oleh orang Yahudi masa itu. Kemerdekaan sejati yang Yesus tunjukkan adalah terletak dalam kesetiaan kepada apa yang dilakukan Abraham. Bahwa Abraham percaya kepada Allah dan Abraham menghidupkan praktek keadilan kepada siapapun yang hidup bersama dia. Nah, jika orang Yahudi mengklaim bahwa mereka sungguh anak Abraham dan karenanya bebas, seharusnya tampak dalam kenyataan hidup mereka. Justru inilah yang gagal mereka tunjukkan kepada dunia di sekitar mereka dan kepada Yesus.
Sebuah pelajaran untuk kita masa ini. Kepercayaan dan kesetiaan kita kepada Allah yang menghendaki kebaikan bagi kita seharusnya terus kita tunjukkan juga pada saat kesulitan dalam hidup dan dalam iman. Kalau kita setia kepada Allah dan wartaNya hampir pasti kita akan dibebaskan pada saat mengalami kelusitan da tantangan. Persis inilah yang ditunjukan oleh orang Kristiani pada awal masa kekristenan, yang tahan terhadap penindasan, penganiayaan. Mengapa? Karena mereka menemukan bahwa kebenaran dan kemerdekaan sejati memang hanya ada dalam Allah yang mengasihi mereka.
Lebih dari itu, cara terbaik untuk menghidupkan kebenaran sejati itu ialah dengan mengasihi seperti Kristus dan Bapa mengasihi kita. Karena demikian kataNya hari ini, "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Tuhan Yesus, ajarilah kami semua para pngikutMu untuk mengashi lebih sungguh siapapun yang kami jumpai dan hidup bersama kami. Hanya dengan cara demikianlah kami membuktikan bahwa kami memiliki Bapa sebagai Allah kami yang sama dan Engkau adalah Tuhan kami. Amin.
Copyright © 30 Maret 2009 by Ansel Meo, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar