Minggu, 30 Nopember 2008
Pada Kesempatan Ibadat Ekumene
Bacaan :1 Korintus 1, 3-9 dan Markus 13, 33-37
Tema ibadat kita kali ini adalah “Menanti Sambil Berjaga dan Berbuat Baik”, suatu tema yang langsung kita hubungkan dengan masa Adventus dalam Liturgi Gereja. Memang, tidak semua gereja merayakan masa khusus ini, tetapi rasanya tak salah juga kalau kita merayakannya secara bersama.
Tetapi kenapa menantikan Tuhan? Bukankah dalam iman kita meyakini bahwa Ia sudah dan sedang berada di antara kita? Bukankah kesadaran bahwa Tuhan ada memotivasi kita untuk berkarya demi kebaikan kita sendiri dan kebaikan semua orang?
Saya teringat satu peristiwa sederhana berikut: Tanggal 13 Nopember lalu, saya dan beberapa teman menyempatkan diri mengunjungi kuburan Campo Santo di kompleks Vatikan, untuk suatu maksud khusus. Sudah lama memang tak pernah ke sana, jadi agak lupa jalan masuk.
Seperti biasa, ketika memasuki Vatikan, kami sudah dihentikan oleh Guarda Svizzera, bertanya ke mana? Dan petunjuk diberikan. Dan kamipun berlangkah mengikuti petunjuknya. Beberapa meter ke depan, kami dihentikan lagi petugas yang lain dengan pertanyaan yang sama. Lagi petunjuk diberikan dan kami berjalan terus. Masih lagi petugas lainnya menghentikan kami dan masih dengan pertanyaan yang sama.
Kali ini bukan hanya petunjuk yang diberikan, tetapi kami juga malah dihantar ke tujuan yang kami cari, sebuah kuburan Mgr. Anzer, misionaris dan Uskup pertama SVD yang bertugas di Cina. Lebih dari itu, kebaikan hati penjaga yang satu ini saya hargai betul, karena dia juga menghantar kami ke bagian dalam kapela, tempat di mana beberapa sama saudara kami dikuburkan.
Dalam hati kecil, saya bilang, “mereka ini sungguh profesional. Mereka melakukan tugasnya bukan saja karena dibutuhkan dan diminta, tetapi selalu berbuat lebih. Mereka melakukannya dengan sepenuh hati demi memuaskan hati orang yang mengunjungi tempat ini.”
Sebuah kisah sederhana tentang bagaimana para penjaga di Vatikan bertugas melayani siapapun yang datang. Melihat sikap mereka kita memperoleh kesan bahwa mereka sangat menghormati orang yang datang. Ada salam, ada sikap hormat dan pasti terasa kebaikan yang mendasari sikap dan pelayanan mereka. Makanya sering sekali bisa kita temukan pelayanan lebih dari yang kita butuhkan. Mengapa? Karena mereka profesional dan karena mereka mencintai pekerjaannya.
Saudara-saudari terkasih, Apakah perlu menantikan Tuhan secara profesional? Mungkin saja ungkapan profesional tak terlalu tepat, tapi menyimak arti kata “profesional”, rasanya bacaan-bacaan yang kita dengarkan hari ini menyoroti beberapa aspeknya yang penting.
Ada banyak aspek yang ditunjukkan oleh kata “profesional”. Kita lihat dua di antaranya. Yang pertama, orang profesional itu di bidang kerjanya mampu menilai dengan menggunakan standard serta etika yg tepat dalam mengemban tanggung jawabnya. Dan yang kedua, karena otonominya, orang profesional itu kreatif dan terlibat dalam karya–karya yang menantang. Dan bila kedua kualitas ini digabungkan, orang profesional itu bisa dijelaskan sebagai orang yang menggunakan otonominya secara kreatif dan bertanggungjawab, demi menjangkau lebih banyak orang dalam karya pelayanan mereka.
Dan rupanya inilah inti dari bacaan-bacaan hari ini. Paulus kepada umat Korintus mengingatkan bahwa dalam Kristus Yesus, mereka semua telah diperkaya dalam segala aspek hidup. Oleh Kristus mereka telah menjadi orang yang profesional dalam iman, dan dalam pelayanan kasih. Mereka adalah orang – orang yang “komplit”, yang dianggap mampu menjalankan tugasnya secara otonom, yang percaya diri serta bertanggung jawab. Lebih dari itu, Kristus yang selalu setia menjadi jaminan bahwa hidup mereka menjadi penuh, tak bercacat di hadapan Allah.
Hal yang sama ini juga ditekankan oleh Injil hari ini. Perumpamaan penjaga pintu dengan jelas mengarahkan murid Kristus untuk senantiasa ingat siapa diri mereka dan apa tugas mereka. Di mata Kristus, setiap murid, siapapun mereka dan apapun levelnya, mereka diserahkan tanggungjawab sesuai tugas yang dimilikinya, mulai dari pengatur rumah tangga, sampai penjaga pintu. Dan tidak sekedar menjalankan tugas saja, tetapi menjalankannya dengan kreatif dan penuh tanggung jawab.
Saudara-saudariku terkasih dalam Tuhan. Kita semua di sini pasti tak asing dengan Masa Adventus, masa penantian akan kedatangan Tuhan, yang secara sederhana kita hubungkan dengan masa mempersiapkan diri menyambut Hari Natal, Hari Kelahiran Tuhan Yesus. Saya yakin, cara kita mempersiapkan perayaan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, tidak cuma sekedar menyiapkan pakaian pesta, menyiapkan perjamuan Natal keluarga, atau membentuk panitia Natalan Ekumene, yang biasa kita buat. Bukan cuma berhenti di sana, tetapi Sabda Tuhan hari ini mengajak kita bermenung lagi tentang bagaimana kita melakukan berbagai tugas dan pekerjaan kita, profesi kita. Lebih dari itu, tugas kita mesti menjangkau yang lain dalam karya kasih.
Baiklah kita ingat bahwa di mata Tuhan, tak ada tugas dan pekerjaan yang kurang penting. Semua penting sesuai dengan tempatnya, sesuai dengan waktunya serta pas dengan tujuannya masing-masing, karena itulah kesempatan untuk bertemu dengan saat rahmat, saat Tuhan menyatakan diriNya.
Inilah yang dicatat penginjil hari ini, “Kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yg meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggungjawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya dan memerintahkan penjaga pintu supaya berjaga-jaga”.
Setiap orang beriman akan Kristus, adalah hamba-hambaNya yang telah diperkaya dalam segala hal, termasuk rahmat Tuhan sendiri. Nah, kalau kita sudah diperkaya dan karena itu sebenarnya adalah orang-orang yang profesional, maka pelayanan kita mesti menjangkau lebih banyak lagi mereka yang berada di luar jangkauan pekerjaan kita.
Kiranya Firman Tuhan hari ini menjadi sumber inspirasi buat kita dalam karya dan pekerjaan kita. Dan kiranya tantangan Firman Tuhan hari ini, membuat kita menerobos keluar dan isolasi profesi yang sempit untuk menjangkau lebih banyak orang yang menantikan jamahan kasih Tuhan. Amin.
Copyright © 29 Nopember 2008, by Anselm Meo SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar