Bacaan Injil hari ini masih menampilkan tentang kecaman Yesus kepada kaum Farisi dan ahli Taurat yang sesungguhnya dikategorikan sebagai orang orang yang sangat taat beribadah. Kita tentu bertanya mengapa Yesus terus mengecam mereka? Injil hari ini mengatakan bahwa Yesus mengecam mereka bukan karena mereka termasuk kelompok khusus ini, tetapi terutama karena mereka begitu tekun memperhatikan berbagai aturan luar agar terlihat saleh, tetapi tak memperhatikan kualitas kerohanian mereka sendiri. Kemunafikan itu menyebalkan Yesus.
Demikian kita dengar dalam Injil hari ini, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. "
Kecaman Yesus yang sebenarnya mengingatkan kita juga dewasa ini, baik sebagai orang yang taat beragama maupun orang biasa saja. Saya katakan demikian karena pada kita kemungkinan untuk mengulang kesalahan dan kebiasaan orang Farisi bisa sangat besar. Pada kita Tuhan memberikan selalu SabdaNya baik yang terbaca dalam Kitab Suci maupun yang muncul dalam berbagai sarana seperti media masa, dll. Sabda itu seperti halnya Taurat berisi Sabda yang menghidupkan, undangan kepada perbaikan kualitas hidup. Sabda Tuhan sesungguhnya tak mengharuskan kita untuk terlihat saleh, tetapi mengubah kita dari dalam, membaharui kita dan menjadikan kita manusia yang baru.
Jadi ajakan dalam Sabda Tuhan hari ini meminta kita untuk melihat diri sendiri, agar kita mudah menilai diri kita sendiri dengan ukuran Sabda Tuhan yang kita baca dan kita renungkan, bukannya menjadikan Sabda Tuhan sebagai alat untuk mempersalahkan orang lain dan cara hidup mereka.
Tuhan Yesus, semoga kami mengimani sabdaMu dalam hidup kami dan menjadikannya alat ukur untuk menilai diri kami dan bukannya untuk menilai dan mempersalahkan orang lain. Amin
Copyright © 26 Agustus 2009, by Ansel Meo SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar