Selasa, 04 Agustus 2009
Bacaan : Mt 14, 22-36
Dalam kisah sejarah keselamatan, terutama dalam kisah bangsa Israel, sering sekali kita mendengarkan bahwa melalui orang-orang pilihanNya, Allah menyatakan rencanaNya, baik yang positif maupun yang negatip. Terkadang kita mendengarkan bahwa Allah menghukum Israel dan memurnikannya, dan pada kisah yang lain kita juga mendengarkan bahwa Ia membangun dan menghidupkannya. Satu hal yang pasti termuat dalam kisah-kisah tersebut ialah bahwa Allah selalu membangkitkan harapan, kepercayaan orang yang dikasihiNya.
Hal terakhir inilah yang kita dengarkan dalam bacaan Injil hari ini, ketika Petrus yang terkagum-kagum dengan Gurunya ingin datang kepada Yesus dengan berjalan di atas air, hal yang sedang dilakukan oleh Yesus saat itu. Kita bertanya, "Apa sebabnya Petrus dengan serta merta melakukannya tanpa takut akan resiko yang sedang berada di hadapannya?" Mengamati secara lebih detail penggalan Injil ini, kita bisa secara yakin mengatakan bahwa yang membuat Petrus nekat adalah undangan Yesus kepadanya. Injil mengisahkannya demikian, Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Petrus begitu terinspirasi oleh undangan dan perkataan Yesus, sehingga Ia mengatasi keraguannya tentang siapa yang datang itu. Petrus sedang mengambil resiko atas hidupnya sendiri dengan turun dari perahu dan berjalan di atas air. Bahaya yang dihadapi Petrus memang sungguh besar, ketika Injil melukiskan bahwa ia mulai tenggelam karena besarnya ombak di sekitarnya.
Apa yang ditampilkan di sini sebenarnya sesuatu yang membangkitkan harapan di dalam hati kita semua. Bahwa walaupun ada resiko bagi hidup, orang yang melakukan sesuatu atas dasar Sabda Tuhan dan undanganNya, sesungguhnya memiliki jaminan untuk tidak perlu menjadi takut. Petrus menunjukkan kepada kita semua bahwa perlu sekali mengambil resiko atas hidup kalau mau memenuhi undangan Sabda Tuhan. Apalagi kalau orang itu memiliki tanggungjawab yang besar. Kalau Tuhan mengundang, "Datanglah!", maka biar badai sebesar apapun tak perlu ditakuti. Kita perlu turun dari perahu, berjalan di tengah badai, dengan resiko dihantam badai, tenggelam, seperti yang dialami Petrus.
Tetapi mengapa ada keberanian untuk mengambil resiko seperti Petrus? Karena ia sangat yakin Tuhan pasti akan menolong. Itulah sebabnya ketika tahu ia sedang berada dalam bahaya, Petrus tak ragu meminta tolong, "Tuhan tolonglah aku!". Yesus segera mengulurkan tangannya dan menariknya keluar dari gelombang besar yang terjadi waktu itu.
Apa yang terjadi pada episode ini sesungguhnya sebuah gambaran tentang kita dalam mengarungi kehidupan kita bersama Tuhan. Terkadang perlu sekali mengambil resiko dalam hidup, menentang badai, turun dari perahu. Tapi hal ini tidak asal dibuat. Harus dipertimbangkan dalam Sabda dan Kehendak Tuhan. Karena kalau kita melakukannya sesuai dengan perintah Tuhan, maka resiko pasti akan diatasi karena Tuhan pasti menolong.
Tuhan Yesus, semoga dalam badai kehidupan kami, dalam perahu apapun yang kami tumpangi, kami selalu yakin bahwa Engkau akan menolong kami. Bantulah kami agar kami tak takut mengambil resiko ketika mesti mendekati dan mendatangi Engkau dalam kehidupan kami. Amin.
Copyright © 04 Agustus 2009, by Ansel Meo SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar