Rabu, 27 Mei 2009
Bacaan : Yoh 17,11-19
Kita tentu tak akan tercengang membaca Injil hari ini, ketika Yesus berdoa bagi para muridNya agar mereka semua menjadi satu seperti Ia dan Bapa satu adanya. Yesus memang dalam Injil selalu mengungkapkan betapa hubunganNya dengan Bapa adalah hubungan yang spesial, intim karena Ia adalah Anak yang dikasihi BapaNya dan bahwa Bapa selalu bersama Dia dalam seluruh karya misi dan kehidupanNya. Yang mencengangkan kita ialah kenyataan bahwa Dia juga mau supaya hubungan khusus dengan Bapa itu juga kita miliki. Dengan kata lain, Yesus ingin memasukkan kita sekalian yang Ia kasihi ke dalam kesatuan yang erat yang telah terjalin antara DiriNya dengan Bapa.
Bagi kita berita ini adalah berita gembira. Yesus mendoakan kita semua, katanya, "Bapa, peliharalah dalam namaMu mererka semua yang telah Kauberikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu adanya seperti kita satu." Yesus meminta kepada Bapanya untuk menjadikan kita anak-anakNya walaupun oleh dosa dan kekurangan kita selalu ingin menjauhkan diri dari Bapa. Bukan cuma itu isi doa Yesus, Ia juga mau agar kita menjadi lebih ilahi, menjadi satu sama seperti DiriNya di hadapan Bapa. Jadi di dalam Yesus, kita menjadi anak Allah, dan terhadap kenyataan ini hati kita semestinya dipenuhi kegembiraan dan kesadaran bahwa Bapa menyertai kita.
Nah, jika kita adalah anak bersama Yesus di hadapan Bapa, maka konsekwensi langsung yang mesti kita sadari dalam relasi di antara kita ialah bahwa kita semua adalah saudara. Mengenangkan kenyataan ini, hati kita seharusnya lebih dipenuhi lagi dengan kegembiraan.
Maka adalah tugas kita senantiasa untuk menghidupkan persaudaraan dan mendoakan kesatuan di antara kita sehingga apa yang didoakan Yesus dalam Injil hari ini satu kali kelak akan menjadi kenyataan bahwa bersama Dia kita semua adalah satu dalam Bapa yang kekal.
Ya Tuhan, kiranya doaMu menjadi doa kami dan menjadi kekuatan bagi kami semua untuk selalu rindu mewujudkan kesatuan itu di antara kami dan bersama-sama kami boleh menemui Allah Bapa dan Tuhan kami. Amin.
Copyright © 26 Mei 2009 by Ansel Meo SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar