Pada hari Minggu ini Markus melaporkan kisah penyembuhan Yesus yang terjadi di luar kota. Kali ini penyembuhan terhadap seorang kusta. Dalam perikop sebelumnya, Yesus menyembuh orang sakit di dalam rumah ibadat ketika mengajar orang banyak. Selain itu ada proses terjadinya penyembuhan yang dimulai dengan permohonan dari si sakit. "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku". Dari rumusan permohonan ini, nampak keyakinan dari si sakit. Si sakit tahu bahwa Yesus bisa dan selalu bisa menyembuhkan. Namun masih tertinggal satu persoalan apakah Yesus mau. Dengan itu si Sakit menyentuh kedalaman batin Yesus, kehendak Yesus. Sekali lagi di sini Yesus masuk dalam hati dan menemukan dirinya sebagai orang yang berbelaskasihan. "Maka tergeraklah hatiNya oleh belaskasihan". Hati yang diliputi oleh belaskasihan menggerakan kehendak untuk memutuskan, untuk melakukan penyembuhan. "Aku mau, jadilah engkau tahir", sambil "mengulurkan tangan, menjamah orang itu".
Menarik sekali lukisan Markus ini untuk direnungkan. Dibutuhkan keyakinan dari si sakit akan kekuasaan Tuhan atas sakit yang dialami. Selama orang tidak yakin akan kekuatan Allah, penyembuhan tidak akan terjadi. Allah tidak melakukan mukjisat tanpa manusia terbuka mengakui kebesaran Allah dalam menyembuhkan penyakit. Si sakit dalam injil yakin akan kuasa Allah itu dan yakin juga akan kehendak Allah yang terdalam yaitu menyelamatkan manusia. Atas dasar keyakinan yang amat dalam ini, walau diungkapkan dalam satu kalimat singkat, si kusta mengalami penyembuhan total dari penyakitnya.
Tidak mudah memiliki kayakinan seperti itu ketika kita sedang alami sakit dan ada dalam penderitaan lainnya. Namun pengalaman iman dalam jemaat, dalam umat Allah, pasti mengendap dalam lubuk hati kita yang dalam. Tidak perlu satu rumusan yang berbelit untuk mengakui kekuasaan Allah yang menghalau penyakit dan penderitaan. Cukuplah kita mengikuti rumusan iman si Kusta itu "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku".
Ya Tuhan Yesus, betapa sering aku gagal meyakini kekuasaanMu dalam masa-masa sulit hidupku. Semoga aku memiliki keyakinan iman seperti orang kusta itu. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar