Senin, 28 September 2009
Lukas 9: 46 – 50
Santu Lukas dalam Injil hari ini melukiskan sebuah kisah yang mengherankan, lagi mengecewakan. Sang Penginjil mengungkapkan secara transparan ambisi dan kesombongan keduabelas murid Yesus. Mereka tengah mempersoalan tentang siapkah yang terbesar di antara mereka di dalam Kerajaan Allah. Yesus menanggapi ambisi mereka dengan menempatkan seorang anak kecil di tengah-tengah mereka sambil menegaskan bahwa “Siapa yang menyambut anak kecil ini dalam nama-Ku, menyambut Aku....Yang terkecil di antara kamu, sesungguhnya dialah yang terbesar” (Lk 9: 48).
Ambisi akan keagungan dan kemuliaan juga nampaknya bercokol dalam diri kita. Siapa yang tidak mengiming-imingkan untuk menjadi orang yang disanjung-sanjungi dan dikagumi oleh orang lain? Sebagaimana para murid menunjukkan kebodohan dan kepicikan, demikian pula kita, ingin dihargai setinggi-tingginya, ingin berkuasa, ingin mengontrol dan menentukan tujuan hidup kita sendiri. Tetapi sebagai orang-orang Kristen Katolik, kita mengakui “untuk mengangkat salib kita dan mengikuti Yesus.” Seringkali kita dicobai untuk terjerumus ke dalam kebodohan itu, tetapi ingatlah bahwa kita harus menjawab panggilan Yesus untuk mengikuti contoh-conto-Nya sendiri dalam hal memahami, toleran, penuh kasih, berlaku adil, serta tidak mengadili sesama kita.
Melakukan atau mengkonkritisasi kebajikan-kebajikan ini tentu tidak mudah tetapi itulah “salib” yang diminta untuk kita angkat dan pikul sepanjang perjalanan mengikuti Kristus. Begitu gampang kita menebar gosip tentang sesama, memelihara dendam bertahun-tahun lamanya, tidak gampang mengampuni meskipun kita sering memohon dan memohon lagi, agar Tuhan mengampuni kesalahan dan dosa-dosa kita. Allah mengampuni dan terus mengampuni kita karena Ia mencintai kita tetapi kita sulit mengampuni sesama karena kita kehilangan atau kekurangan rasa cinta kita kepada sesama.
Di atas segala-galanya kita seharusnya memiliki iman dan kepercayaan dalam Yesus bahwa meskipun begitu miskin upaya kita untuk mengikuti Dia, Ia toh akan menyelamatkan kita sehingga harapan akan tujuan persatuan dalam cinta dengan-Nya di dalam Kerajaan-Nya akan menjadi nyata. Amin.
Copyright © 28 September 2009, by: P. Paskalis B. Keytimu, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar