Kamis, 27 November 2008
Bacaan : Lukas 21, 20-28
Membaca dan merenungkan kisah dalam Injil Lukas hari ini, kita bisa jadi merasa takut dan cemas. Sebab Yesus mengisahkan kedatanganNya kembali dengan didahului tanda-tanda alamiah yang dahsyat. “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.” Mengapa Yesus mesti menggunakan tanda-tanda alamiah yang dahsyat seperti ini untuk menggambarkan saat kedatanganNya kembali? Satu penafsiran sederhana adalah bahwa dengan menggunakan tanda-tanda alamiah seperti ini, maka para pendengar pada zamanNya akan mudah untuk memahami apa yang Dia maksudkan. Itu yang kemudian dijelaskan Yesus pada perumpamaan selanjutnya mengenai pohon ara dan musimnya.
Bagi kita perumpaan Yesus hari ini tampaknya juga sulit untuk dimengerti. Persoalan justru terletak pada ketakpastian waktu. Yesus hanya memberikan tanda-tanda yang akan terjadi, tanpa memberitahu kapan hari, tanggal, saat dan sebagainya! Cuma apakah kepastian semacam ini perlu sekali bagi kita? Tampaknya bukan ini yang penting bagi Yesus. Kalau kita membaca ayat 28, maka di sana kita akan menemukan jawabannya: “Apabila semuanya itu terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
Jadi yang terpenting di sini adalah momen penyelamatan. Bukan soal kepastian waktu, bukan juga ketakutan akan kehancuran dan kebinasaan. Dan saat penyelamatan itu sesungguhnya sudah mulai sejak saat ini, ketika kita masih berziarah di bumi ini. Dari saat ke saat, persekutuan dan kasih kita pada Yesus sendiri mestinya semakin mempribadi dan mendalam.
Dan bagaimanakah kita bisa melakukannya? Percaya! Meletakkan seluruh diri dan apapun dalam hidup kita padaNya. Atau dalam kalimat sederhana kita bisa berkata: Yesus aku percaya padaMu! Percaya berarti melakukan apa yang dikehendakiNya saat demi saat, dengan sabar, tekun dan setia. Keyakinan kita pada Yesus tak lain karena sabdaNya yang penuh kuasa, secara khusus pada ayat 33: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.”
Jika kita sudah memiliki Dia sebagai yang pertama dan utama dalam hati dan hidup kita, maka saat kedatangan Kristus bukan lagi menjadi moment ketakpastian dan menakutkan, melainkan menjadi saat untuk menjumpaiNya dari muka ke muka. Inilah kerinduan setiap orang beriman. Inilah moment penyelamatan kita. Bersatu dan tinggal denganNya hingga keabadian.
Copyright © 26 Nopember 2008, by Paskalis Lina, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar