Sabtu, 01 November 2008
Pesta Segala Orang Kudus
Bacaan : Mat 5, 1-12
Kehidupan baik yang direncanakan Allah untuk kita itu macam apa? Bagaimana hal ini dihubungkan dengan akhir yang defenitif atau tujuan dari kehidupan? Kebahagiaan yang sejati itu bukanlah hasrat atau keinginan kita, tidak lebih dari kebaikan yang sempurna, rangkuman dari semua kebaikan, tidak meninggalkan suatu pun untuk dihasrati.
Jesus menyampaikan pertanyaan ini dalam kotbah-Nya di bukit. Pusat dari ajaran Jesus adalah bahwa kita dapat menghidupi suatu hidup yang bahagia. Panggilan kepada kekudusan, untuk menjadi orang-orang kudus yang dengan penuh kegembiraan melakukan kehendak Allah dalam kehidupan mereka, dapat ditemukan dalam delapan sabda bahagia. Ajaran Jesus tentang delapan sabda bahagia meringkasi panggilan kita untuk menghidupi suatu hidup yang membahagiakan. Kata ‘berbahagialah’ secara harafiah berarti “kebahagiaan” atau “terberkatilah”.
Apa signifikansi dari delapan sabda bahagia yang diajarkan Jesus, dan mengapa mereka dianggap begitu penting dan menjadi pusat dari ajaran-Nya? Delapan Sabda Bahagia menanggapi hasrat alamiah untuk memiliki kebahagiaan yang telah ditempatkan Allah dalam hati setiap manusia. Mereka mengajarkan kita tentang tujuan akhir kepadanya Allah memanggil kita semua, kedatangan Kerajaan Allah (Mt. 4:17), visi Allah (Mt. 5:8; 1 Joh. 2: 1), masuk kedalam kegembiraan Tuhan (Mt. 25: 21 – 23) dan masuk ke tempat perhentian-Nya ( Hibrani 4: 7 – 11).
Kedelapan Sabda Bahagia Jesus juga menantang kita dengan pilihan-pilihan penting menyangkut kehidupan yang kita miliki di dunia ini dan penggunaan harta benda yang kita miliki. Allah sendiari merasa puas. St. Theresia dari Avila dalam buku doanya menulis: “Semoga tak ada sesuatu pun mengganggumu, tak ada yang menakutkan kamu; Segala sesuatu berlalu: Allah tak pernah berubah. Kesabaran mencapai segala sesuatu yang ia perjuangkan. Siapa saja yang memiliki Allah tak akan kekurangan suatu pun. Allah sendiri cukup untuk kamu”. Apakah Allah sudah cukup untuk hidupmu? Allah memberikan kita kebaikan yang terbesar – kehidupan berlimpah dalam Jesus Kristus (Joh. 10: 10) dan janji tentang kegembiraan dan kebahagiaan yang tak berakhir bersama Allah. Apakah anda mencari kebaikan yang tertinggi, kebaikan yang sempurna, yang berada di atas segala sesuatu?
Kebahagiaan yang ditawarkan Jesus kepada kita adalah suatu tanda kontradiksi terhadap pemahaman dunia tentang kebahagiaan dan kegembiraan. Bagaimana mungkin orang dapat menemukan kebahagiaan dalam kemiskinan, kelaparan, perkabungan dan penganiayaan? Kemiskinan roh menemukan ruangan yang berlimpah dan kegembiraan dalam memiliki Allah sebagai harta terbesar. Kelaparan roh mencari makanan dan kekuatan dalam Firman dan Roh Allah. Kesedihan dan perkabungan atas kehidupan yang sia-sia dan dosa menuntun kita kepada pembebasan yang menggembirakan dari beban kesalahan dan tekanan spiritual. Allah menunjukkan kepada orang yang rendah hati sumber yang benar dari kehidupan dan kebahagiaan yang berlimpah. Jesus menjajikan murid-murid-Nya bahwa kegembiraan surgawi akan lebih dari kompensasi untuk semua kesulitan dan tantangan hidup yang dapat mereka alami di dunia ini.
Thomas Aquinas berkata: Tak seorang pun dapat hidup tanpa kegembiraan. Karena itu seorang yang miskin akan kegembiraan spiritual mengejar kepuasan-kepuasan lahiriah“.
Apakah anda tahu dan mengalami kebahagiaan dari rasa lapar dan haus akan Allah?
Copyright © 30 Oktober 2008, by Josef Ruma, SVD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar